PT TASPEN (Persero) turut ambil bagian dalam Indonesia Pension Fund Summit (IPFS) 2025, ajang kolaborasi nasional yang mempertemukan regulator, industri, akademisi, serikat pekerja, dan organisasi internasional untuk membahas arah masa depan sistem pensiun di Indonesia. ,Kegiatan yang berlangsung di Hotel Tentrem, Tangerang Selatan (23/10) ini menjadi ruang strategis untuk berbagi pandangan, pengalaman, dan solusi atas berbagai tantangan serta peluang dalam mewujudkan ekosistem pensiun yang lebih kuat, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Hadir dalam kesempatan ini jajaran Direksi TASPEN, yaitu Direktur Perencanaan dan Aktuaria, Ibnu Hasyim, sebagai pembicara dalam sesi diskusi bertema “Emerging Issues: Digitalisasi dan Perubahan Demografi untuk Inklusi dan Efisiensi Program Pensiun.”
Dalam paparannya, Ibnu Hasyim menekankan pentingnya inovasi digital untuk menjawab perubahan demografi peserta pensiun di Indonesia. Berdasarkan data TASPEN, lebih dari 68,86% peserta aktif berusia di atas 45 tahun, sementara 73,32% penerima pensiun berusia 61–80 tahun. Situasi ini menuntut sistem pensiun yang semakin efisien dan mudah diakses, seiring meningkatnya harapan hidup serta perkembangan teknologi.
Transformasi digital menjadi salah satu kunci utama yang dijalankan TASPEN. Melalui digitalisasi layanan pembayaran pensiun dan penerapan autentikasi digital melalui aplikasi Andal by TASPEN, perusahaan berhasil mengubah proses bisnis menjadi serba digital. Pengguna layanan digital meningkat dari 2.787.177 peserta (98%) pada tahun 2020 menjadi 3.151.590 peserta (99,6%) pada tahun 2024. Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen TASPEN dalam memberikan pelayanan yang cepat, akurat, dan transparan bagi lebih dari 7,9 juta peserta, terdiri atas 3.165.763 peserta pensiun dan 4.745.306 peserta aktif, termasuk peserta program JKK dan JKM.
Pada saat press conference, Direktur Utama TASPEN, Rony Hanityo Aprianto, menekankan komitmen perusahaan terhadap strategi investasi yang amanah dan pruden. “TASPEN secara konsisten menempatkan mayoritas dana kelolaan pada instrumen berisiko rendah yang aman dan dijamin oleh negara. Portofolio investasi kami didominasi oleh Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 59,77% dan diperkuat oleh Deposito sebesar 20,30%. Alokasi pada instrumen saham kami jaga pada porsi yang sangat terukur, yaitu hanya 3,64%. Strategi ini adalah fondasi kami untuk menjaga stabilitas dan memastikan TASPEN dapat senantiasa memenuhi kewajiban kepada seluruh peserta, seraya terus mengoptimalkan imbal hasil secara bertanggung jawab,” jelas Rony.
Melalui forum ini, TASPEN menegaskan dukungannya terhadap semangat Astacita Presiden dalam mewujudkan transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Sebagai pengelola jaminan sosial aparatur negara, TASPEN berkomitmen memperkuat ekosistem pensiun nasional yang tangguh, adaptif, dan transparan melalui inovasi digital serta pelayanan yang berkeadilan bagi seluruh peserta di Indonesia.
















