PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berupaya mendorong investasi langsung para penanam modal asing terutama dari perusahaan-perusahaan Jepang ke Indonesia. Perseroan memberikan layanan yang menyeluruh untuk memudahkan para investor saat berbisnis.
Direktur Tresuri dan Internasional BNI Putrama Wahyu Setiawan mengatakan saat ini, di Indonesia terdapat lebih dari 1.500 perusahaan yang merupakan bagian dari investasi Jepang dengan bentuk joint venture atau anak perusahaan.
“BNI melalui unit International Desk memberikan kemudahan pembukaan rekening giro dan cash management, foreign exchange (forex), penerbitan letter of credit (L/C), pemberian fasilitas modal kerja, penyediaan informasi tentang kondisi perekonomian, iklim investasi, hingga menyelesaikan perizinan, serta relokasi usaha di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan tulis, Selasa (14/7).
Menurutnya perusahaan-perusahaan tersebut sebagian besar adalah nasabah Bank Pembangunan Daerah di Jepang (Japan Regional Banks/JRB) yang berinvestasi di Indonesia. Sebagian besar merupakan perusahaan berbasis teknologi.
“JRB tersebut tidak memiliki kantor cabang di Indonesia. BNI memanfaatkan kondisi tersebut dengan memberikan pelayanan perbankan lengkap bagi JRB beserta nasabah JRB di Indonesia,” ucapnya.
Salah satu terobosan yang dilakukan BNI dalam berkolaborasi dengan JRB adalah menyediakan fasilitas kredit dalam denominasi Yen atau Rupiah untuk perusahaan-perusahaan Japanese-Indonesian related yang berorientasi ekspor. Fasilitas ini diberikan melalui skema penjaminan dari bank-bank JRB (back to back loan). Skema ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh bank lokal di Indonesia.
Hal ini bisa dilakukan karena BNI memiliki Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) di Tokyo yang memiliki perjanjian kerjasama dengan bank-bank regional di Jepang. “Pinjaman dalam bentuk Yen atau Rupiah ini dimungkinkan dengan adanya dukungan pendanaan dari 54 Japan Regional Bank (JRB) melalui BNI Tokyo, sehingga pinjaman yang diberikan memiliki bunga yang kompetitif,” ucapnya.
Adapun kerja sama dengan JRB telah membuahkan hasil. BNI mampu menghimpun dana sekitar Rp 6,5 triliun, plus mendapatkan perluasan basis nasabah sebanyak 400 perusahaan Jepang yang telah menjadi nasabah BNI.
BNI Tokyo sendiri juga berperan aktif untuk menarik investor-investor Jepang ke Indonesia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Osaka, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tokyo.
Sepanjang semester satu 2020, kinerja unit International Desk eksposur pinjaman tumbuh 44,4 persen secara tahunan (yoy), serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 18,4 persen yoy. Ke depan, BNI merencanakan untuk menyediakan serta mengembangkan layanan yang sama untuk investor-investor yang berasal dari Korea dan China.
“Kami mengharapkan perusahaan Jepang lainnya juga tertarik untuk mendapatkan pembiayaan melalui skema ini dan juga menggunakan layanan perbankan lainnya dari BNI secara menyeluruh. Bila ada perusahaan Jepang yang telah menggunakan BNI, tentunya mereka akan mereferalkannya kepada perusahaan Jepang lainnya,” pungkas Putrama dalam siaran persnya, Selasa (14/7).
BNI Tokyo telah berdiri sejak 1959 sebagai Representative Office dan ditingkatkan statusnya menjadi cabang pada 1969, setahun setelah adanya amanat Presiden Soekarno melalui UU No 17 tahun 1968 yang menugaskan BNI sebagai benteng pertahanan ekonomi. BNI Tokyo diberikan peranan untuk menghimpun dana-dana dari luar negeri dan diinvestasikan ke Indonesia.