PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI melalui Pusat Penelitian (Puslit) Sukosari Lumajang memberikan pelatihan budi daya cacing tanah untuk masyarakat di Lumajang sebagai upaya mendorong perekonomian rakyat di masa pandemi Covid-19.
Direktur PTPN XI, Dwi Satriyo Annurogo mengatakan budidaya cacing tanah maupun cascingnya memiliki peluang bisnis yang cukup menjanjikan lantaran banyaknya manfaat yang dimiliki salah satunya untuk bahan pembuatan pakan ternak.
“Di masa pandemi seperti ini, aktivitas yang bernilai ekonomi sangat diperlukan. Untuk itu cacing tanah bisa jadi peluang untuk dikembangkan,” katanya dalam rilis, Jumat (24/7/2020).
Dwi mengatakan selama ini Puslit selama ini mengembangkan penelitian yang memberi manfaat bagi core bisnis perseroan, salah satunya cacing tanah. Secara ekonomi, cacing tanah dimanfaatkan untuk bahan baku obat, lalu bekas cacing atau dikenal sebagai kascing dimanfaatkan sebagai pupuk organik.
Adapun peserta pelatihan periode pertama berasal dari 6 desa sekitar HGU Jatiroto yaitu Desa Kaliboto Lor, Kaliboto Kidul, Sukosari, Jatiroto, dan Banyuputih. Pelatihan dikemas dalam bentuk pemberian materi dan praktik secara langsung.
Kepala Puslit Sukosari, Nanik Tri Ismadi menjelaskan dalam pelatihan, selama satu bulan ke depan peserta mendapat pendampingan Puslit dalam budi daya cacing secara online. Kelompok peserta akan menjadi pioder kelompok tani cacing tanah di Jatiroto.
“Bila kelompok tani sudah berproduksi, mereka akan tetap bersinergi dengan Puslit Sukosari dalam pemanfaatan dan pemasaran produk, untuk membantu pemasaran hasil budi daya tersebut akan difasilitasi oleh Unit Usaha Strategis PTPN XI,” jelasnya.
Nanik memaparkan dalam analisa Puslit, harga cacing per kilogram mencapai Rp35.000, sedangkan cascing mencapai Rp750 per kilogram. Sedangkan keuntungan panen yang bisa diambil mencapai dua kali lipat dari modal awal sudah termasuk termasuk biaya pemeliharaannya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn