BUMN pembuat kereta api, PT INKA (Persero) sudah menembus sejumlah pasar di kawasan Asia Selatan. Kini produk kereta api buatan INKA sudah beroperasi di Banglades. Dalam waktu dekat, INKA juga akan masuk ke Srilanka. Sekitar 75 gerbong kereta senilai 50 juta dollar AS rencananya akan masuk ke negara tersebut. Akan tetapi, kesuksesan INKA menembus pasar Asia Selatan tidaklah mudah. Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menceritakan hal itu.
“Kami masuk pasar itu memang enggak mudah. Di manapun, kapanpun, ketemu China terus,” ujarnya dalam seminar Ekonomi Outlook 2019 di Jakarta, Selasa (8/1/2019).
China selalu menjadi rival utama INKA di manapun berada. Bahkan, kata Budi, saat ia pergi ke beberapa negara Afrika, ternyata produk kereta api asal China juga hadir di sana. Seperti diketahui, negara Tirai Bambu itu memang terus gencar ekspansi ke berbagai belahan dunia untuk menawarkan produknya, termasuk kereta api. Namun, dengan usaha keras, Budi menyebut INKA mampu menawarkan produk yang tak kalah dari China. Pada akhirnya, produk INKA bisa diterima di berbagai negara. Budi mengatakan, pihaknya memiliki berbagai strategi yakni menawarkan produk lebih murah, lebih bagus dan cepat pengirimnya.
“Yang jelas dari manajemen harus mau datang di mana pun. Tidak pilih-pilih pasar. Saya harus ke Kamerun, saya harus ke Senegal, kemaren Dubes Afrika Selatan datang ke kami, minta Botswana didatangi. Botswana itu perbatasan Afrika Selatan,” kata Budi. “Enggak usah takut-takut. Memang harus disuntik kanan-kiri karena ketemunya China lagi. Di manapun mereka ada,” sambung dia.
Saat ini produk kereta api buatan INKA sudah dioperasikan disejumlah negara yakni Australia, Singapura, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Banglades. Sementara itu, sejumlah negara dilirik sebagai pasar potensial INKA yakni Amerika Serikat, Senegal, Nigeria, Zambia, Mozambik, Mesir dan Srilanka.
Sumber INKA-kompas.com /edit koranbumn.com