Usaha pembuatan misoa yang dijalankan Bunsan warga Jalan Sungai Juling, Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti yang merupakan mitra binaan PT Timah Tbk ini terus berkembang hingga bisa menembus pasar internasional.
Misoa adalah panganan yang mirip dengan mie dan berbahan dasar tepung terigu dan digemari masyarakat. Makanan ini bisa diolah menjadi berbagai sajian lezat yang menggugah selera.
Bunsan dan istrinya telah lama menjalankan usaha misoa ini sekitar 40 tahun silam, misoa mereka terbilang dikenal dan laris karena rasanya yang enak dan menyehatkan lantaran bebas bahan pengawet.
Menurut Bun san, Misoa buatannya adalah usaha keluarga yang telah turun temurun di wariskan dari generasi ke generasi. Mereka menggunakan tepung terigu berkualitas yang dicampur dengan bumbu buatan sendiri dan resep dari keluarga.
“Saya membuat misoa ini bersama istri, ini memang semacam usaha turun temurun. Kenapa misoa kami berbeda karena kami menggunakan resep keluarga sehingga rasa dan aromanya pasti akan berbeda dari buatan orang lain,” ucapnya.
Ia menyebutkan, untuk pemasaran produk Misoa selain di sekitar Selat Panjang juga ke Pekanbaru, Dumai hingga ke Singapura.
Permintaan misoa buatannya akan meningkat setiap menjelang perayaan Imlek. Sehingga satu atau dua bulan sebelum perayaan Imlek mereka memproduksi sekitar 30 kg dalam satu harinya.
Oleh karena itu, mereka membutuhkan modal yang tak sedikit untuk memenuhi permintaan konsumen, sehingga mereka memanfaatkan program PUMK PT Timah Tbk.
“Untuk memenuhi permintaan kadang kami sanggup karena keterbatasan modal usaha, dan peluang seperti itu sering terlewatkan. Sehingga akhirnya kami memanfaatkan program PUMK PT Timah untuk memperkuat modal usaha kami,” ceritanya.
Usahanya tak sia-sia, setelah mendapatkan suntikan modal dari PT Timah Tbk, usaha mereka semakin berkembang karena program dari PT Timah Tbk sangat bagus dan membantu.
“Saya bertekad dan akan terus mengembangkan usaha misoa ini karena ini adalah usaha turun temurun dari keluarga. Dan kami semakin mudah karena mendapatkan dukungan dari program PUMK PT Timah Tbk,” katanya.
Ia bersyukur bisa memanfaatkan program PUMK dari PT Timah Tbk, karena dirinya bisa terus mengoptimalkan peluang usaha yang ada dan tidak terkendala permodalan lagi.
“Menurut saya program kemitraan dari PT Timah banyak kemudahan serta keringanan dan ini berbeda dengan yang lainnya. Hal inilah yang membuat PT Timah Tbk terbukti membantu para UMKM,” katanya.
Dirinya bahkan, berencana akan kembali memanfaatkan program PUMK PT Timah Tbk untuk mengembangkan usaha lainnya seperti usaha sarang burung walet.
“Saya juga masih ingin terus berlanjut menjadi mitra binaan PT Timah Tbk karena mau mengembangkan usaha lainnya, seperti sarang burung walet yang menurut saya pribadi memiliki prospek yang menjanjikan, akan tetapi itu butuh modal,” katanya.
Ia berharap, program PUMK PT Timah Tbk dapat terus berjalan untuk bisa membantu UMKM dalam meningkatkan usaha mereka.
“Kami berharap program ini terus berlanjut apalagi di Kabupaten Meranti ini, supaya dapat membantu para pelaku pelaku usaha kecil seperti saya agar dapat berkembang dan bersaing, sehingga ekonomi kami juga dapat meningkat,” tandasnya. (*)