Ketua Umum Perbanas sekaligus Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo menyampaikan Bank BUMN telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 3,77 juta debitur dengan nilai sampai Rp441 triliun hingga akhir Juli kemarin. Restrukturisasi kredit dilakukan baik dalam bentuk penundaan pokok maupun bunga.
Perinciannya, Bank BRI mencatatkan restrukturisasi kredit paling besar yaitu 2,82 juta debitur dengan nilai outstanding Rp171,91 triliun. Selanjutnya, Bank Mandiri kepada 512.376 debitur dengan nilai outstanding Rp112,46 triliun.
Sementara BNI telah melakukan restrukturisasi kredit kepada 204.478 debitur dengan nilai outstanding Rp120,25 triliun. Serta Bank BTN melakukan restrukturisasi kredit kepada 230.991 debitur dengan nilai outstanding Rp36,46 triliun.
“Ini membuat ekonomi tetap bisa berjalan karena masyarakat bisa mengakses restrukturisasi dan kemudian menata ulang cash flow, sehingga tidak harus langsung menghentikan usahanya,” katanya dalam diskusi daring yang digelar oleh LPPI, Rabu (5/8/2020).
Di samping itu, penyaluran kredit dari penempatan dana pemerintah senilai Rp30 triliun oleh bank BUMN juga sudah mulai berjalan. Hingga 22 Juli 2020, himpunan bank milik negara (Himbara) telah menyalurkan kredit dari dana PEN dengan nilai mencapai Rp43,5 triliun kepada 518.797 debitur.
Nominal tersebut setara dengan 145% dari total dana yang ditempatkan pemerintah. Melihat perkembangan tersebut, Tiko optimis bank Himbara mampu me-leverage sampai dengan Rp90 triliun sampai hingga September 2020.
“Kami optimis kalau melihat demand kredit. Dengan bank-bank pemerintah berada di depan dalam melakukan ekspansi kredit dan mulai menggerakkan sektor riil, harapannya ini mulai diikuti bank-bank swasta,” imbuhnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn