Emiten kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp12,2 triliun per September 2020.
Sekretaris Perusahaan Waskita Karya Ratna Ningrum menyampaikan pencapaian tersebut sebagian besar berasal dari proyek-proyek infrastruktur konektivitas dan pengairan. Dia pun optimistis kontraktor pelat merah tersebut mampu mencapai target kontrak baru senilai Rp26 triliun – Rp27 triliun pada tahun ini.
“Saat ini Waskita tengah mengikuti beberapa tender proyek jalan tol, pengairan, dan pipanisasi serta beberapa proyek yang berlokasi di luar negeri,” kata Ratna dalam keterangan resmi, Jumat (16/10/2020).
Selain berusaha mengejar target, WSKT juga fokus melakukan berbagai strategi untuk memperkuat kemampuan keuangan perseroan, a.l. melakukan percepatan koleksi piutang termin proyek, optimalisasi belanja modal, efisiensi beban usaha, serta pelepasan ruas jalan tol.
Ratna menyebut bahwa skema pelaksanaan pelepasan ruas jalan tol perseroan lebih diprioritaskan melalui tender, penerbitan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan pelepasan kepada mitra pemegang saham.
Beberapa jalan tol yang akan dilepas WSKT adalah ruas tol Trans Jawa dan ruas tol di wilayah Jabodetabek.
Bulan lalu, WSKT melepas 30 persen kepemilikan saham di PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku badan usaha jalan tol yang memegang konsesi jalan tol Becakayu.
Melalui anak usahanya yaitu PT Waskita Toll Road (WTR), perseroan melakukan divestasi saham senilai Rp550 miliar yang ditawarkan kepada investor melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Selain tol Becakayu, WSKT masih memiliki proyek jalan tol lain yang siap didivestasikan a.l. tol Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
Berdasarkan catatan Bisnis, juga ada ruas Pasuruan – Probolinggo dan Cibitung – Cilincing. Terkait ruas tol Cibitung –Cilincing yang akan didivestasi seiring dengan rencana WSKT mengurangi porsi kepemilikannya menjadi minoritas.
Dari sejumlah potensi divestasi itu, Ratna menyebut WSKT berpeluang mengurangi utang berbunga perseroan sekitar Rp19 triliun – Rp20 triliun pada tahun ini.
“Total potensi nilai penerimaan kas yang ditargetkan mencapai Rp13 triliun, baik dari pembayaran termin proyek maupun pengembalian dana talangan tanah,” ujar Ratna.
Sumber Bisnis, edit koranbumn