Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meraih nilai kontrak sebesar Rp6,7 triliun dari proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Rudi Purnomo menyampaikan perseroan tercatat menggarap 10 proyek dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan total nilai kontrak mencapai Rp10,2 triliun.
“Dari jumlah tersebut, Waskita Karya menggenggam nilai kontrak sebesar Rp6,7 triliun,” katanya dalam paparan publik yang digelar secara daring baru-baru ini.
Rudi mengatakan ada sejumlah proyek prestius yang digarap WSKT di IKN Nusantara mulai dari pembangunan jalan tol hingga bangunan gedung. Contohnya pembangunan Gedung Sekretariat Negara dan Gedung Kementerian Koordinator.
Daftar 10 proyek Waskita Karya di IKN Nusantara:
Jalan Akses Lingkar Sepaku Seksi 4 – Rp198 miliar
Jalan Tol IKN Segmen 5A – Rp2,2 triliun
Gedung Sekretariat Negara – Rp1,3 triliun
Gedung Kemenko 3 – Rp789 miliar
Gedung Kemenko 4 – Rp735 miliar
IPAL 1,2,3 KIPP IKN – Rp638 miliar
Jalan Feeder District IKN – Rp1,3 triliun
Rumah Susun ASN 3 – Rp1,1 triliun
Jalan Nasional IKN Seksi 6C-1 – Rp1,6 triliun
MUT-01 – Rp158 Miliar
Sementara itu, WSKT meraih nilai kontrak baru sebesar Rp14,4 triliun sampai dengan November 2023.
Rudi Purnomo menyampaikan bahwa perolehan nilai tersebut masih berasal dari proyek-proyek milik pemerintah dengan kontribusi hingga 71%.
“Segmentasi pemberi kerja didominasi oleh pemerintah sebesar 71%, sedangkan untuk jenis proyek sebesar 61% adalah proyek-proyek konektivitas,” ujarnya.
Sejauh ini, proyek-proyek besar yang sudah dimenangkan oleh Waskita, di antaranya Proyek LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp2,1 triliun, Presiden Nicolau Lobato International Airport, Timor Timur, sebesar Rp1,1 triliun, dan pembangunan Rumah Susun ASN 3 sebesar Rp1 triliun.
Secara keseluruhan, emiten BUMN Karya ini tercatat menggenggam 90 proyek berjalan dengan total nilai kontrak mencapai Rp52,7 triliun per November 2023.
Perinciannya, 41 proyek berjalan berada di Pulau Jawa dan Bali, kemudian disusul Sumatera sebanyak 28 proyek, Pulau Kalimantan terdapat 12 proyek, Nusa Tenggara mencapai 5 proyek, Kalimantan 3 proyek, dan Papua satu proyek.
Waskita melaporkan kontribusi segmen pembangunan infrastruktur mencapai 60%, sumber daya air sebesar 17%, pembangunan gedung mencapai 13%, serta segmen engineering-procurement-construction (EPC) bersama anak usaha sebesar 10%.
Sumber Bisnis, edit koranbumn