PT Waskita Karya (Persero) Tbk (kode saham: WSKT) pada hari Kamis, 13 September 2018, WSKT berpartisipasi pada acara Investor Summit yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia bertempat di Aston Hotel, Bali. Turut hadir mewakili manajemen, Director of Finance & Strategy, Haris Gunawan, sekaligus menyampaikan paparan kinerja WSKT sampai dengan semester I tahun 2018.
Pada semester I/2018 WSKT memperoleh Laba Bersih sebesar Rp 3.9 triliun atau tumbuh 176 % dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini seiring dengan peningkatan Pendapatan Usaha semester I/2018 menjadi Rp 22,90 triliun atau tumbuh 47,26 % dari tahun sebelumnya. Perolehan Kontrak Baru sampai dengan semester I /2018 sebesar Rp 7,65 triliun.
Kontrak baru tersebut mayoritas berasal dari proyek pengembangan bisnis di bidang infrastruktur dan beton precast. Total asset yang dikelola WSKT sampai dengan semester I/2018 sebesar Rp 117,60 triliun, dengan struktur permodalan yang kuat didukung oleh Total Ekuitas sebesar Rp 26,24 triliun.
WSKT sampai dengan saat ini memiliki 4 (empat) anak perusahaan yaitu PT Waskita Toll Road, PT Waskita Beton Precast Tbk, PT Waskita Karya Realty, dan PT Waskita Karya Energi.
PT Waskita Toll Road (WTR), kepemilikan WSKT atas saham WTR sebesar 72,63%, adalah pengembang jalan tol dengan investasi saat ini memiliki 18 konsesi jalan tol di Jawa dan Sumatera dengan total panjang ruas sekitar 997 km. Enam ruas tol telah beroperasi (Tol Kanci – Pejagan, Tol Pejagan – Pemalang seksi 1 & 2, Tol Medan – Kualanamu Tebing Tinggi seksi 2 to 6, Tol Bekasi – Cawang – Kampung Melayu seksi 1B & 1C, Tol Ngawi – Kertosonpo seksi 1 to 3, dan Tol Solo – Ngawi ruas Kartasura – Sragen).
Pada bulan April 2018, WTR mendapatkan dana sebesar senilai Rp 5 triliun yang didapat melalui Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT) Ekuitas Danareksa Infrastruktur Tol Trans Jawa melalui PT Waskita Transjawa Toll Road (WTTR) yang mengelola Tol Kanci – Pejagan, Tol Pejagan – Pemalang, dan Tol Pasuruan – Probolinggo.
Di perusahaan ini PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki saham sebesar 30%. WSKT berencana akan melepas beberapa ruas jalan tol lainnya melalui divestasi tiga ruas tol tersebut yang saat ini masih dalam proses penawaran kepada investor.
PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), di mana WSKT memiliki saham WSBP sebesar 59,99%, adalah Perusahaan yang bergerak dalam bisnis beton pracetak dan saat ini telah memiliki dan mengoperasikan 11 Pabrik Precast di Jawa dan Sumatera dengan total kapasitas 3,25 juta ton/tahun. Selain itu WSBP juga memiliki 73 batching plant tersebar di proyek-proyek besar WSKT. Pada semester I/2018 WSBP membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 3,85 triliun dan laba bersih Rp 691 miliar, yang ditopang oleh pertumbuhan nilai kontrak baru Rp 2,97 triliun.
PT Waskita Karya Realty (WKR), yang 99,99% sahamnya dimiliki WSKT, adalah perusahaan yang bergerak dalam
pengembangan realty dan properti, terutama gedung tinggi seperti hotel, apartemen, SOHO, kantor, mixed use. Proyek yang sedang dikembangkan terdapat di Jakarta, Surabaya, Medan dan Bali. Proyek-proyek tersebut adalah Brooklyn Apartment (Alam Sutera Serpong), The Reiz Condo Apartment Medan (Sumut), 88 Avenue Apartment Surabaya (Jatim), Yukata Apartment (Alam Sutera Serpong), Two Senopati Apartment (Jakarta Selatan), Solterra Place Apartment (Pejaten, Jakarata Selatan), RNI Office Park (Jakarta Timur), NINE BSD Apartment (Tangerang, Banten), dan Perumahan & Ruko Vasaka Denpasar (Bali).
Dibidang energi, WSKT memiliki saham sebesar 99,99% dari PT Waskita Karya Energi (WKE). Saat ini WKE melalui PT Waskita Sangir Energy (WSE) sudah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro (PLTMH) Waskita Sangir, Sumatera Barat. PLTMH Waskita Sangir berkapasitas 2×5 MW mulai beroperasi sejak 9 Desember 2016. Selain membangun PLTMH Waskita Sangir, WKE juga sedang menggarap Pembangkit Listrik Minihidro (PLTMH) Lampung kapasitas 7 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wado Sumedang Jabar kapasitas 50 MW, dan berencana membangun PLTMH di Sulawesi Utara kapasitas minimal 5 MW.
Sumber Rilis Waskita