Emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) mengumumkan pembagian dividen sebesar tunai Rp46 miliar.
Dengan demikian, dividen per saham atau dividend per share (DPS) yang akan diperoleh oleh pemegang saham adalah Rp3,4557.
Jika merujuk pada total laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp938,14 miliar, rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio hanya sebesar 5 persen.
Realisasi tersebut menurun signifikan dari pembagian dividen tahun lalu yang mencapai Rp990,70 miliar atau 25 persen dari laba bersih yang dibukukan pada 2018. Adapun, dividen per lembar saham Waskita Karya untuk kinerja keuangan pada 2018 adalah Rp72,9.
Untuk diketahui, Waskita Karya juga membagikan dividen tunai sebesar 20 persen dari laba bersih 2017. Dengan demikian, perseroan menebar dividen tunai senilai Rp776,34 miliar atau setara Rp57,19 per lembar kepada para pemegang saham pada tahun 2018 silam.
Pada 2019, emiten berkode saham WSKT tersebut berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp31,39 triliun. Perseroan juga mencatatkan total aset sebesar Rp122,59 triliun, total liabilitas sebesar Rp93,47 triliun, total ekuitas sebesar Rp29,12 triliun, dan nilai kontrak baru sebesar Rp26,08 triliun.
“Dengan tambahan nilai kontrak baru tersebut serta adanya sisa nilai kontrak sebesar Rp62,02 triliun, maka total kontrak yang dikelola oleh Waskita Karya pada tahun 2019 sebesar Rp88,10 triliun,” jelas mantan Direktur Utama Waskita Karya, I Gusti Ngurah Putra, dalam siaran pers, Jumat (5/6/2020).
Pada tahun yang sama, Waskita Karya juga menerima pembayaran atas proyek turnkey sebesar Rp26 triliun. Kemudian, untuk proyek konvensional sebesar Rp16 triliun serta pengembalian dana talangan tanah sebesar Rp5,4 triliun.
Di bidang non-teknik dan bisnis, Waskita Karya telah berhasil mencatatkan beberapa pencapaian antara lain divestasi 2 ruas tol yakni tol Solo – Ngawi dan Ngawi – Kertosono dengan nilai transaksi sebesar Rp2,4 triliun pada tahun lalu.
Saat ini seluruh proyek Waskita Karya telah memanfaatkan aplikasi Building Information Modelling (BIM) dalam pelaksanaan pekerjaannya. BIM dimanfaatkan untuk pengendalian spesifik proyek, sampai kepada komponen pekerjaan, pemanfaatan teknologi Geospatial Information System (GIS) juga merupakan program besar lain yang sedang dimulai di Waskita Karya, yang bertujuan untuk membantu manajemen melihat informasi makro terkait proyek.
Perseroan berkomitmen kuat dalam peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan. Peningkatan akurasi data dan informasi, serta pemanfaatan teknologi 4.0 yang diharapkan dapat membantu identifikasi permasalahan secara lebih faktual dalam konteks proyek secara utuh dan keputusan yang diambil akan menjadi lebih cepat dan tepat.
Sumber Bisnis, edit koranbumn