BUMN Holding Jasa Survei (HJS) melaksanakan webinar kesehatan dengan tema “ Tetap Sehat dan Selamat, Hadapi Gelombang Kedua COVID -19” Sosialisasi ini merupakan salah satu upaya pencegahan penyebaran Virus Covid-19 pada gelombang kedua di Indonesia. Hingga webinar ini diselenggarakan, dari Ourworldindata.org (8/7) merilis setidaknya ada 2,42 juta kasus dan 63.760 meninggal di Indonesia dengan rata-rata angka kematian di atas 500 jiwa setiap hari dalam seminggu ini.
Kegiatan yang yang dilaksanakan secara online ini dihadiri oleh Direktur Utama PT BKI (Persero) Rudiyanto, Direktur Utama PT SUCOFINDO (Persero) Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Direktur Utama PT Surveyor Indonesia (Persero) M. Haris Witjaksono, Jajaran Komisaris, Jajaran Direksi ketiga BUMN dan para undangan serta keluarga. Sebanyak kurang lebih 1500 peserta antusias mengikuti kegiatan sharing dari dr. Donny M. Shalahuddin dan dr. Kartika Ningrum Muchtar, Sp.KJ yang dipandu oleh Ketua Health Safety Environment (HSE) Response Team dan Vice President SUCOFINDO, Susetiorini Adiningsih selaku moderator pada webinar ini.
“Dampak dari penyebaran Virus Corona ini membuat Kementerian BUMN menginstruksikan kepada seluruh BUMN untuk melakukan suatu langkah tindakan pencegahan demi menekan dampak yang ditimbulkan. Webinar ini akan membantu pegawai, tamu undangan, dan keluarganya untuk mendapatkan update terkini mengenai penyebaran Virus Corona dan cara pencegahannya dari sumber yang terpercaya” pesan Rudiyanto.
Walaupun Pandemi ini telah berlangsung lebih dari setahun, masih banyak masyarakat Indonesia yang mempercayai dan menyebarkan pesan berantai yang mengandung informasi salah, HOAX.
“Penyebarannya Virus Corona ini cukup cepat dengan telah memakan banyak korban. Tidak bisa dihindari bahwa penyebarannya dibarengi HOAX yang tersebar di channel- channel komunikasi yang sangat dekat dengan kita. Jangan sampai penyebaran HOAX ini lebih cepat daripada berita yang seharusnya kita percaya kebenarannya. Informasi yang salah dapat menggiring kita kepada tindakan yang tidak benar. Lindungi diri kita dan keluarga dengan tidak mempercayai HOAX!” himbau Mas Wigrantoro
Selain melaksanakan webinar, sebagai upaya pencegahan Virus Corona, Ketiga BUMN HJS juga telah melakukan vaksinasi kepada pegawai dan orang tua yang merupakan kelompok prioritas di Sentra vaksinasi yang tersebar di kota-kota Indonesia.
“Penyebaran Virus Corona di gelombang kedua ini terasa berbeda dari gelombang pertama. Lebih banyak korban dan rasanya sangat cepat. Hari ini kita mencoba mengingatkan kembali kepada seluruh Insan HJS dan keluarga untuk tetap menerapkan protokol kesehatan walaupun telah melaksanakan vaksinasi. Vaksinasi tanpa penerapan protokol kesehatan atau sebaliknya bisa berakibat fatal. Jangan lupa pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, jaga kesehatan dan vaksinasi” ujar M. Haris Witjaksono mengingatkan.
Penyebaran Virus Corona di Indonesia kini memasuki gelombang kedua dengan angka kematian yang meningkat signifikan setiap hari. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.
“Mutasi virus merupakan respon dari virus corona untuk bertahan hidup, seperti yang dilakukan makhluk hidup lainnya dengan menyesuaikan. Namun, bukan mutasi virus yang menjadi penyebab utama cepatnya penyebaran Virus Corona. Mutasi ini menyebabkan virus Corona lebih mudah menempel pada reseptor sel di saluran pernapasan dan pada organ tubuh yang menyebabkan lebih mudah terjadi peradangan, terutama saluran pernafasan. Faktor utama penyebaran mutasi-mutasi virus Corona ini adalah pergerakan manusia tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Jadi kombinasi pergerakan manusia dengan varian baru menyebabkan angka kematian yang sangat signifikan” Jelas dr. Donny.
Saat ini WHO telah mendeteksi setidaknya 10 varian virus Corona yang telah bermutasi. Varian mutasi virus Corona kemudian disusun berdasarkan nomenklatur Yunani disesuaikan dengan urutan kejadiannya, guna menghindari stigmatisasi terhadap suatu negara atau letak geografis dalam penyebutannya Mulai varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota hingga varian Kappa.
“Seluruh dari varian ini pada umumnya menyebabkan gejala yang hampir sama, sehingga untuk pencegahannya saat ini tetap dilakukan dengan langkah yang sama yaitu, testing, tracing, treatment, memakai masker, menjaga jarak, menjaga kebersihan, menjaga imunitas, mengobati komorbid, mengikuti vaksinasi serta memperhatikan durasi dan ventilasi di dalam ruangan saat pertemuan. Hal yang perlu diperhatikan lainnya adalah mematuhi aturan isolasi mandiri dengan memperhatikan gejala yang terjadi pada tubuh” ucap dr. Donny
dr. Kartika menjelaskan lebih lanjut mengenai tindakan isolasi mandiri “Isolasi mandiri hanya dapat dilakukan orang dengan tanpa gejala atau gejala ringan. Harus diperhatikan bahwa ventilasi ruangan juga sangat penting untuk mengatur sirkulasi udara. Ruangan yang tertutup menyebabkan virus yang aktif lebih cepat menular ke penghuni lainnya. Alat yang penting untuk disediakan antara lain termometer untuk mengetahui suhu tubuh dan oxymeter untuk mengukur saturasi oksigen. Perlu untuk melakukan beberapa kegiatan seperti berjemur dan berolahraga untuk meningkatkan imunitas tubuh. Isolasi mandiri sebaiknya menghindari untuk tidak keluar dari dalam ruangan yang telah ditentukan”
dr. Kartika juga mengingatkan pentingnya mengikuti vaksinasi yang telah dilakukan oleh pemerintah. “Saat ini pemerintah telah menggalakkan program vaksinasi bahkan untuk umur 12 tahun keatas. Jika kita peduli dengan keselamatan dan kesehatan kita, maka wajib untuk melakukan vaksinasi yang akan membuat kita kebal terhadap penyebaran virus Corona. Jika beberapa orang mengalami efek samping setelah vaksinasi, maka itu merupakan salah satu respon tubuh untuk membangun antibodi. Istirahat yang cukup dan makan makanan bergizi akan membantu proses pemulihan dan pembentukan antibodi”
Seluruh rangkaian acara kemudian ditutup dengan sesi tanya jawab dari seluruh peserta agar pemahaman mengenai Penyebaran Virus Corona di gelombang kedua ini lebih baik dan dapat membantu seluruh Insan HJS, para undangan dan keluarga mengambil langkah yang tepat dalam menghadapi gelombang kedua ini dan saat melakukan isolasi mandiri.