Rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) masih menunggu kondisi pasar kondusif.
“Untuk IPO Wika Realty kami masih wait and see dulu, dalam kondisi Covid-19 ini masih belum bisa dipastikan,” jelas Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya (WIKA) Mahendra Vijaya
Sebelumnya, manajemen WIKA menargetkan anak usahanya tersebut akan melantai di semester I-2020 dengan target dana Rp 2 triliun atau setara melepas 35% saham ke publik. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, pada pertengahan Januari 2020 Wika Realty tengah proses tender untuk lembaga penunjang dan underwriter dan ditargetkan selesai pada dua bulan setelahnya, yang artinya pada pertengahan Maret 2020.
Saat dikonfirmasi, Mahendra mengatakan proses persiapan IPO sejatinya sudah dilakukan. “Kalau proses sudah dilakukan, tetapi kalau sinyal (tidak dilakukan di tahun ini) ya kita lihat kondisi terlebih dahulu saja. Sementara itu yang bisa saya sampaikan,” jelas Mahendra.
Apabila rencana IPO benar-benar tidak terealisasikan di tahun ini, Mahendra menjelaskan WIKA telah memiliki alternatif pendanaan untuk Wika Realty. Alternatif tersebut adalah menyuntikkan dana dalam bentuk penambahan modal ataupun utang usaha. “Proporsinya masih dikaji,” imbuh dia.
Mahendra menegaskan bahwa untuk keperluan alternatif tersebut, WIKA masih memiliki kondisi leverage yang masih longgar. Adapun berdasarkan data 2019, rasio jumlah utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) tercatat 2,23 kali dan rasio utang berbunga terhadap ekuitas (gearing ratio) 0,78 kali. Rasio ini mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2018 dengan DER 2,44 kali dan gearing ratio 0,79 kali.
Sumber Kontan, edit koranbumn