PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) tengah mengejar peluang dari kebutuhan beton pracetak yang terbuka dari proyek-proyek pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Sekretaris Perusahaan WIKA Beton Dedi Indra menjelaskan beberapa proyek strategis yang tengah disasar perseroan adalah pembangunan Jalan Tol IKN, pembangunan Istana Negara, pembangunan Sumbu Kebangsaan atau titik 0 IKN, dan pembangunan perkantoran, perumahan ASN.
“Di dalam proyek pembangunan IKN ini WTON mentargetkan perolehan nilai kontrak minimal 20 persen dari kebutuhan beton pracetak dan readymix di IKN hingga 2024,” ujarnya, Senin (8/8/2022).
Dedi menuturkan, pihaknya tidak hanya secara aktif mengikuti tender kebutuhan desain dan produksi beton pracetak, namun juga penyediaan jasa terkait seperti bore pile, pemancangan, erection girder, rigid pavement, hingga teknologi baru pendeteksi kesehatan struktur bangunan yang dimiliki WTON yakni structural health monitoring system (SHMS).
una mengamankan tender-tender proyek IKN, WTON telah membentuk unit IKN sebagai tim terdepan mengawal persiapan dan pelaksanaan proyek di IKN, mempersiapkan sumber daya dan sarana prasarana yang dibutuhkan seperti persiapan pendirian mobile plant precast dan batching plant readymix.
Di samping itu, Dedi mengungkapkan pihaknya mempersiapkan rantai pasok untuk memenuhi kebutuhan material bahan baku beton seperti peningkatan kapasitas produksi material, mempersiapkan pelabuhan dan kapal pengangkut material, serta bekerja sama dengan mitra strategis dan terbaik guna mewujudkan excellent service.
“Sumber pendanaan dari APBN menjadikan proyek IKN yang dianggarkan hingga 2024 ini menambah peluang bagi perseroan dalam hal potensi perolehan di masa mendatang,” ungkapnya.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memproyeksikan kebutuhan anggaran untuk pembangunaan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur mencapai Rp 43,7 triliun selama 2022–2024.
Ketua Bidang Pelaksanaan Transportasi Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Atyanto Busono mengatakan biaya tersebut merupakan total dari estimasi kebutuhan sumber daya material dan peralatan konstruksi.
Hingga 2024, kebutuhan material dan peralatan konstruksi yaitu aspal sebanyak 396.620 ton, semen sebanyak 1,943 juta ton, baja sebanyak 425.418 ton, beton pracetak 748.433 ton, peralatan 2.761 unit.
Sumber Bisnis, edit koranbumn