PT Wijaya Karya Realty (Wika Realty) optimistis prospek bisnis properti tahun ini akan terus meningkat. Perusahaan ini telah menetapkan untuk membidik marketing sales atau penjualan pemasaran Rp 3,1 triliun di 2019 ini.
Target tersebut meningkat dua kali lipat dari realisasi Wika Realty pada tahun 2018 yang hanya mencapai Rp 1,4 triliun. Tahun lalu marketing sales mereka banyak berasal dari realty highrise dan landed house serta anak usahanya.
Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, WIKA Realty mengandalkan produk baru yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi, terutama dengan moda transportasi umum yang mengadopsi konsep Transit Oriented Development (TOD) yang tentunya akan memberikan nilai investasi yang tinggi bagi para konsumen.
Perusaahaan juga akan mengandalkan konsep design arsitektural yang mengusung kearifan lokal yang dipadu dengan gaya modern yang merupakan ciri khas Tamansari. “Kami juga memberi skema dan alternatif pembayaran flexible untuk kemudahan bagi para customer dan menawarkan harga yang kompetitif dengan nilai produk yang lebih (less for more),” ujar Agung Salladin, Direktur Utama Wika Realty dalam keterangan resminya, Rabu (23/1).
Strategi lainnya, Wika Realty akan meningkatkan lini bisnis recurring revenue yang di tahun ini menjadi 30%. Brand awareness dan brand loyalty akan terus didrong, kemudian melakukan co-branding dengan pihak ketiga yang memiliki target market sama dan lain-lain.
Guna mencapai target, Wika Realty akan meluncurkan proyek-proyek baru di samping melanjutkan pengembaanagan di proyek eksisting. Tak tanggung-tanggung, anak usaha WIKA ini akan menyiapkan 16 proyek anyar tahun ini.
Proyek anyar itu terdiri dari 4 hunian mixed use di Jakarta, retail village heritage di Bandung, 4 apartemen yang tersebar di sekitaran Jakarta, 3 properti dengan konsep TOD di Jakarta, 3 township development, dan retail area di Ciledug yang diantaranya merupakan proyek kerjasama atau anak usaha WIKA Realty.
Proyek-proyek tersebut adalah high-end residential di kawasan Kuningan, proyek TOD di Pulomas, proyek TOD di Kelapa Gading, proyek TOD di kawasan Senen, Apartemen di Margonda Depok, Apartemen Urban Sky Cikunir, Apartemen Urban Suites Cikunir, Apartemen Dewi Sartika di Jakarta, perumahan di Manado, proyek mixed use di CBD Ciledug, proyek mixed use Retail Village Heritage Bandung, Township Bandung, TOD Benhill, proyek mixed use MT Haryono, Township Cakung, dan Township Parangloe Makassar.
Agung mengatakan, proyek-proyek tersebut akan dipercepat pengembangannya pada tahun 2019 ini. Total kapitalisasi revenue seluruh proyek-proyek ini hampir mencapai Rp100 triliun.
Untuk mendukung rencana ekspansi bisnis propertinya, Wika Realty akan menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar
Rp 5,4 triliun. Dana tersebut akan yang berasal dari cash internal, fasilitas bank, dan dana yang berasal dari Initial Public Offering (IPO) yang direncanakan akan dilaksanakan pada semester I tahun 2019.
“Rencananya Wika Realty akan menggunakan capex tersebut untuk modal kerja pembangunan proyek-proyek yang sedang berjalan maupun proyek-proyek baru, pembelian lahan, serta mendukung pengembangan anak usahanya,” ungkap Agung Salladin.
Sementara proyek eksisting Wika Realty saat ini ada sekitar 13 diantaranya Perumahan Tamansari Grand Samarinda, Apartemen Tamansari Emerald Surabaya, Perumahan Tamansari Puri Bali II Depok, Apartemen Tamansari Skylounge Balikpapan, Tamansari Gangga Bali, Tamansari Metropolitan Manado II & III, Apartemen Tamansari Skylounge Makassar, Tamansari Cendekia Semarang, Tamansari Kencana Bandung, Tamansari Skyhive Jakarta, Tamansari Wisesa Jakarta, Perumahan Tamansari Swarna Palembang, dan Tamansari Bintaro Mansion.
Sumber Kontan, Edit koranbumn