Inisiasi pembangunan IPAL dimulai sejak 2019, melihat limbah domestik non toilet (greywater) dari aktivitas Inbis yang mencapai 1,65 meter kubik per hari, dikhawatirkan memberi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat jika dilakukan pembiaran, serta berpotensi menghambat pengembangan program lingkungan pada 10 titik emas sesuai roadmap Kampung Aren Berdaya Ramah Disabilitas.
Pembangunan IPAL ditujukan agar pengelolaan air buang yang berpotensi mencemari sungai Api-Api di Area Kampung Aren dapat ditekan dan dimanfaatkan ulang untuk kebutuhan harian, seperti penyiraman berbagai jenis bibit dan tanaman yang kini dikembangkan Inbis bersama masyarakat sekitar.
Setelah 20 hari masa uji coba, IPAL domestik mampu mengolah 33 meter kubik limbah greywater dan hasil olahan digunakan untuk menyiram tanaman di area Inbis. Setelah menjadi IPAL komunal, warga di Kampung Aren dipastikan akan menerima manfaat. Apalagi air olahan IPAL sudah lolos uji sampel laboratorium dan aman untuk tanaman.
Pengembangan Kampung Aren sebagai area inklusi untuk mengoptimalkan potensi penyandang disabilitas bersama masyarakat sekitar, diharap mampu mewujudkan kawasan ramah lingkungan melalui pemberdayaan ekonomi mandiri dengan berbagai peningkatan secara bertahap.
Hal ini merupakan bentuk keseriusan Pupuk Kaltim terhadap pemberdayaan masyarakat, melihat perkembangan Inbis Permata Bunda sebagai salah satu binaan Perusahaan, mampu memaksimalkan potensi penyandang disabilitas yang lebih produktif dan mandiri dengan penciptaan lapangan usaha di berbagai sektor.