Pemerintah memastikan terdapat delapan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menerima suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 52 triliun pada tahun 2021. Sebagian besar PMN tersebut ditujukan untuk membantu penyelesaian penugasan BUMN yang bersangkutan.
Asal tahu saja, angka Rp 52 triliun tersebut terdiri dari PMN utama sebesar Rp 35,1 triliun dan PMN tambahan sebanyak Rp 16,9 triliun sesuai dengan KMK No. 298 Tahun 2021.
PT Indonesia Financial Group (IFG) atau PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) memperoleh PMN sebanyak Rp 20 triliun untuk mendukung restrukturisasi Jiwasraya. Kemudian, PT Hutama Karya (Persero) mendapat PMN sebesar Rp 6,2 triliun untuk membantu penyelesaian tugas pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) juga mendapat PMN sebesar Rp 1,2 triliun. Dana tersebut digunakan untuk penugasan pembangunan Pelabuhan Benoa Bali dan mendorong pengembangan Bali Maritim Tourism Hub.
Berikutnya, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) mendapat kucuran PMN sebesar Rp 470 miliar untuk penugasan pembangunan infrastruktur dan fasilitas penunjang kegiatan ASEAN Summit 2023 di Labuan Bajo.
PT Kawasan Industri Wijayakusuma (Persero) turut mendapat dana PMN sebesar Rp 977 miliar untuk mendukung pembangunan kawasan industri Batang. Lalu, ada PT PAL Indonesia (Persero) yang memperoleh PMN senilai Rp 1,26 triliun untuk penugasan dalam hal penguasaan teknologi pembangunan, pemeliharaan, dan perbaikan kapal selam.
PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga mendapat PMN sebanyak Rp 5 triliun untuk pembangunan transmisi, gardu induk, dan distribusi listrik masuk desa.
Sementara itu, dana PMN tambahan sebesar Rp 16,9 triliun ditujukan untuk PT Hutama Karya dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Hutama Karya memperoleh PMN tambahan sebanyak Rp 9 triliun untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
Adapun PMN untuk Waskita Karya ditetapkan sebesar Rp 7,9 triliun. Dana tersebut dipakai untuk restrukturisasi serta modal kerja dan investasi jalan tol.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, PMN itu pada dasarnya bisa ditujukan untuk mendukung penugasan ataupun aksi korporasi BUMN yang bersangkutan. Namun, bila diperhatikan, mayoritas PMN yang dikucurkan lebih ditujukan untuk mendukung penugasan BUMN.
“PMN IFG untuk restrukturisasi Jiwasraya. Waskita Karya untuk restrukturisasi dan penugasan. Hutama Karya, PLN, PAL, Pelindo III, KIW, dan ITDC untuk penugasan,” ungkap dia, Selasa (28/9).
Dari situ, ia menyebut bahwa PMN tersebut bisa dikatakan berhasil manakala penugasan proyek yang digarap oleh BUMN penerima PMN dapat dituntaskan.
Lebih lanjut, pemerintah juga berencana untuk memberikan PMN tunai di tahun 2022 kepada lima BUMN dengan total mencapai Rp 42,9 triliun. Namun, Arya belum mau mengomentari rencana tersebut lebih lanjut. “Kita tunggu pengesahan APBN saja,” tukasnya.
Dalam berita sebelumnya, 5 BUMN calon penerima PMN di tahun depan antara lain:
1. PT Perumnas sebesar Rp 1,57 triliun untuk memperbaiki struktur permodalan dan melanjutkan program pengadaan Satu Juta Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
2. PLN senilai Rp 5 triliun untuk pembangunan transmisi, gardu listrik, dan distribusi listrik desa.
3. Hutama Karya senilai Rp 23,85 triliun + Rp 7,5 triliun untuk penyelesaian konstruksi ruas Jalan Tol Trans Sumatera dengan target tambahan ruas sepanjang 162 kilometer.
4. Waskita Karya sebesar Rp 3 triliun untuk penyelesaian ruas tol Kayu Agung-Palembang-Betung dan ruas tol Bogor-Ciawi-Sukabumi.
5. Adhi Karya sebesar Rp 1,98 triliun untuk pembangunan tol Solo-Yogya-Kulonprogo dan Yogyakarta-Bawen, serta SPAM Regional Karian-Serpong.
Sumber Kontan, edit koranbumn