Fitch Ratings menyebut penggabungan PT Bank BRIsyariah Tbk., PT Bank Syariah Mandiri, dan PT Bank BNI Syariah, berpotensi menciptakan bank syariah yang dapat bersaing dengan bank konvensional besar lainnya.
Proses merger ini akan memberikan dorongan yang signifikan ke sektor syariah, yang masih berkontribusi kecil terhadap industri perbankan (sekitar 6% dari total aset perbankan nasional) dengan kinerja keuangan yang tertinggal dari bank konvensional lainnya, meskipun terdapat potensi pertumbuhan yang signifikan.
Fitch percaya bahwa merger memiliki potensi signifikan untuk meningkatkan efisiensi dan mendorong daya saing perbankan dibantu oleh profil dan sinergi perusahaan yang kuat. Efisiensi biaya operasional yang dihasilkan mencakup biaya pemasaran dan TI, dan rasionalisasi cabang di lokasi di mana dua atau tiga bank terwakili.
Merger harus menghasilkan jaringan cabang yang lebih luas, membantu menurunkan biaya dana, dan memungkinkan bank baru untuk menawarkan produk dan layanan yang lebih berdaya saing ke nasabah
“Sinergi lainnya dapat muncul dari kombinasi nasabah BRIS yang sebagian besar adalah UKM dengan BSM dan BNI yang portofolio pembiayaannya lebih banyak korporasi,” tulisnya dalam riset dikutip Bisnis, Selasa (24/11/2020).
Proses penggabungan dijadwalkan selesai pada kuartal I/2021. Jika merger ini sukses, maka akan menghasilkan bank terbesar ketujuh dengan aset sekitar US$14,5 miliar atau sekitar 2% dari total aset perbankan nasional. Entitas baru akan menjadi bank syariah yang dominan di sektornya atau sekitar 40% dari total aset perbankan syariah.
Kinerja perbankan syariah nasional secara umum lebih lemah dibandingkan dengan bank konvensional lainnya karena biaya dana yang lebih tinggi, operasional yang tidak efisien, standar underwriting yang lebih lemah, dan pemahaman masyarakat yang minim terhadap produk dan layanan yang tersedia.
Peringkat BRIS merefleksikan ekspektasi Fitch bahwa bank akan mendapatkan keuntungan dari dukungan induk usaha yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI; BBB-/AA+(idn)/Stable/bb+).
BRIS secara strategis penting bagi induknya karena BRIS memainkan peran kunci dalam mengembangkan bisnis syariah BRI di Indonesia, juga BSM dan BNIS kemungkinan besar memiliki kepentingan yang sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Mandiri; BBB-/AA+(idn)/Stable/bb+) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI; BBB-/AA+(idn)/Stable/bb+).
BRIS sebagai perusahaan publik menjadi surviving entity, tetapi Mandiri kemungkinan akan menjadi pemegang saham terbesar di bank baru sekitar 51%.
Fitch yakin BRIS akan terus mendapatkan keuntungan dari dukungan kelembagaan setelah merger, tetapi kami cenderung melihat Mandiri sebagai penyedia dukungan utama, mengingat kepemilikan mayoritasnya. Perubahan sumber dukungan tidak boleh mengakibatkan perubahan peringkat entitas anak karena Mandiri dan BRI memiliki peringkat yang sama.
Sumber Bisnis, edit koranbumn