PT Bank Tabungan Negara Tbk. melalui tim riset Housing Finance Center (HFC) merilis House Price Index (HPI) kuartal III 2020. Hasilnya, pertumbuhan harga rumah terlihat mulai mengalami peningkatan.
Hal ini menandakan penjualan rumah mulai membaik meski di tengah kondisi pandemi saat ini sehingga mampu mendongkrak Indeks Harga Rumah.
Direktur Utama Bank BTN Pahala Nugraha Mansury mengatakan pertumbuhan harga rumah mulai meningkat pada kuartal III 2020 yang ditunjukkan dengan BTN HPI yang tumbuh 4,29% year on year (yoy).
“Angka tersebut lebih tinggi dari kuartal II 2020 yang hanya sebesar 3,93%. Namun, angka ini masih lebih rendah dari kuartal III/2019 yakni sebesar 5,89%,” ujar Pahala dalam siaran pers BTN, Senin (30/11/2020).
Pahala melanjutkan, berbagai upaya terus dilakukan untuk menggenjot penjualan rumah di tengah masa pandemi.
Upaya tersebut di antaranya bersinergi dengan pengembang memberikan promosi khusus kepada konsumen, menggelar pameran properti, membuat program KPR khusus untuk menjaring aneka segmen masyarakat dan juga mengajak pengembang untuk meningkatkan kualitas properti agar makin dilirik masyarakat.
Pada kuartal III/2020, menurut Pahala, rumah tipe 36 mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan tipe 45 dan tipe 70. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan rumah tipe 36 yang sebesar 4,52% (yoy) dan BTN HPI sebesar 189,67.
Tingginya permintaan terhadap rumah tipe 36 dibandinkan dengan kedua tipe rumah lainnya ialah karena sebagian besar pembelian rumah tipe 36 merupakan rumah pertama atau real demand (bukan untuk investasi). Sementara itu, permintaan terhadap rumah tipe 45 dan 70 lebih cenderung untuk tujuan investasi.
Daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan wilayah yang memiliki BTN HPI tertinggi yakni sebesar 189,48, sedangkan pertumbuhan tahunan terbesar ada di wilayah Jabodetabek, yakni 5,48%. Artinya, harga rumah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok Tangerang dan Bekasi dalam satu tahun terakhir naik sebesar 5,48%.
Secara nasional, pertumbuhan tahunan BTN HPI tertinggi masih terjadi di Pulau Jawa dengan rata-rata pertumbuhan tahunan (yoy) lebih dari 4,24%. Sedangkan indeks terendah triwulan III 2020 terjadi di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur yakni sebesar 143,32 dengan pertumbuhan (yoy) sebesar 2,71%.
Sementara BTN HPI mencatat pada triwulan III 2020 terdapat 3 (tiga) provinsi yang memiliki pertumbuhan harga rumah (yoy) di atas 5%, yakni Jawa Barat sebesar 5,76%, Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar 5,21% dan Sumatera Selatan sebesar 5,18%.
Di samping itu, tercatat 5 (lima) kabupaten dan kota dengan pertumbuhan (yoy) di atas 10% pada triwulan III 2020, yakni Jakarta Selatan sebesar 23,33%, Cianjur sebesar 19,65%, Batu sebesar 13,81%, Batang sebesar 12,58% dan Lebak sebesar 11,89%. Untuk kabupaten/ kota yang memiliki indeks di atas 5,00 % didominasi oleh sejumlah kabupaten yang ada di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
“Secara keseluruhan bila mengacu pada pertumbuhan (yoy) berdasarkan kabupaten/ kota, rumah di wilayah Jawa Barat menjadi yang signifikan pertumbuhannya. Hal ini disebabkan karena membeli rumah di wilayah Depok, Bekasi dan Bogor relatif lebih murah bila dibandingkan membeli rumah di Jakarta. Selain itu, saat ini akses transportasi juga sudah memadai,” tutur Pahala.
Lebih lanjut, untuk meningkatkan minat pengguna KPR, beragam upaya dilakukan Bank BTN. Secara berkala, Bank BTN menggelar program pelatihan untuk para developer, menyelenggarakan pameran properti secara virtual serta memberikan program khusus dengan para pengembang.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan adanya peningkatan pertumbuhan harga rumah di kuartal III/2020, mengartikan daya beli masyarakat masih ada.
“Di kuartal III/2020, pertumbuhan harga rumah mulai mengalami peningkatan meskipun belum membentuk pola yang stabil. Hal ini menggambarkan bahwa sebenarnya daya beli masyarakat masih ada. Melihat dari data dana pihak ketiga di perbankan mencapai Rp6.000 triliunan saat ini yang artinya daya beli masih cukup tinggi meskipun pembelian properti masih sangat selektif dan sebagian banyak yang menunda,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn