Pembentukan holding dipercaya dapat mempermudah perusahaan memperoleh pendanaan. Hal ini juga turut dirasakan oleh Holding industri pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID).
Sekretaris Perusahaan MIND ID Rendi Witular mengatakan, peningkatan jumlah aset pasca konsolidasi pembentukan holding menambah daya tarik perusahaan di mata investor. Hal ini mempermudah perusahaan dalam menghimpun pendanaan eksternal. “Kami sudah 2 kali sukses menerbitkan obligasi global dengan coupon rendah,” kata Rendi .
Berdasarkan catatan Kontan.co.id, MIND ID memang tercatat sudah beberapa kali menghimpun pendanaan eksternal melalui penerbitan global. Pada November 2018 lalu misalnya, Mind Id menerbitkan obligasi global senilai US$ 4 miliar.
Dari dana itu, sebanyak US$ 3,85 miliar yang didapat digunakan untuk akuisisi Freeport Indonesia, sehingga porsi saham Mind Id di Freeport menjadi 51,2%.
Sementara itu, sebanyak US$ 150 juta sisa dana hasil penerbitan global bond digunakan untuk pembayaran biaya transaksi serta mendukung belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan tambang bawah tanah Freeport untuk 2019 dan awal 2020.
Selanjutnya, pada Mei 2020 lalu, MIND ID juga menerbitkan obligasi global (global bond) senilai total US$ 2,5 miliar. Obligasi yang terdiri atas 3 seri tersebut kelebihan permintaan alias oversubscribe hingga 6,4 kali dari penawaran yang diumumkan.
Profil investor yang yang mengapit obligasi MIND ID tersebut juga berkualitas. Pasalnya, sebanyak lebih dari 75% pemegang obligasi terdiri atas asset/fund managers. Sejauh ini, Rendi belum mengungkap apakah MIND ID memiliki rencana untuk kembali menghimpun pendanaan eksternal dalam waktu dekat atau tidak. “Saya enggak jawab dulu ya,” ujarnya.
Sumber Kontan, edit koranbumn