Bank pelat merah telah mempersiapkan diri untuk menjalankan rencana Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membuat masing-masing bank tersebut memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) akan difokuskan jadi bank Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) diarahkan jadi spesialis perumahan, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) fokus di korporasi, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) diarahkan memperluas pasar internasional.
BRI telah mempersiapkan diri menjalankan arahan dari Kementerian BUMN tersebut. Perseroan meyakini dengan fokus di bisnis UMKM akan memberi dampak kinerja yang positif ke perseroan.
Selain karakter usaha UMKM yang lebih resilien dibandingkan segmen lainnya, Haru Koesmahargyo, Direktur Keuangan BRI mengatakan, dampak positif itu juga didukung oleh potensi pasar segmen UMKM masih sangat besar.
“Dari sisi risiko juga relatif rendah sehingga kualitas kredit tentunya akan lebih manageable,” ujarnya
Porsi UMKM di BRI saat ini sebenarnya udah besar, mencapai 80% pada kuartal III. Namun, BRI akan terus memperbesar porsi tersebut dengan mengoptimalkan proses kredit secara digital lewat BRISPOT agar produktifitas tenaga pemasar dan agen Brilink semakin meningkat.
Selain itu, BRI akan terus melakukan inovasi produk dan layanan untuk menangkap potensi pasar UMKM khususnya Mikro/Ultra Mikro.
Sebagai bentuk komitmen fokus di UMKM, bisnis korporasi BRI sudah tidak dibawahi oleh direktur langsung tetapi hanya ditangani Senior Excecutive Vice President (SEVP) yang berada di bawah supervisi Direktur Utama.
Lebih lanjut, Haru memperkirakan penyaluran kredit tahun depan akan membaik seiring dengan mulai pulihnya ekonomi. Perseroan menargetkan penyaluran kredit tumbuh sekitar 6% tahun depan.
Proyeksi tersebut sedikit lebih tinggi dari target kredit perseroan tahun 2020 ini yakni sekitar 4%. Haru mengatakan, target kredit naik tahun depan seiring dengan mulai ada pemulihan ekonomi Indonesia.
Per akhir kuartal III 2020, secara konsolidasian BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 935,35 triliun atau tumbuh 4,86% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sumber Kontan, edit koranbumn