Pertamina senantiasa berupaya untuk memastikan akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi masyarakat. Upaya tersebut direalisasikan salah satunya melalui program tanggung jawab sosial perusahaan yang diberi nama Program Energi Mandiri Tenaga Surya dan Angin atau disingkat E-Mas Bayu.
Program ini dilaksanakan di Dusun Bondan, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, yang merupakan Desa dengan penduduk 78 kepala keluarga. Dusun ini mampu memenuhi kebutuhan energi listrik secara mandiri, setelah dikenalkan pemanfaatan energi baru terbarukan berbasis matahari dan angin yang disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Hybrid (PLTH). Pembangunan PLTH merupakan inisiasi dari Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, dalam upaya mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan yakni Energi Bersih dan Terjangkau.
Unit Manager Comm, Rel, & CSR RU lV, Hatim Ilwan menjelaskan keberadaan PLTH telah menjawab masalah ketersediaan energi bagi masyarakat, yang selama lebih dari dua dekade sulit diakses aliran listrik. “Sistem pemanfaatan energi baru terbarukan sangat sesuai bagi daerah terpencil, kondisi lahan tidak stabil, dengan jumlah penduduk sangat minim,” jelasnya.
Dusun Bondan merupakan dusun terpencil yang dikelilingi perairan Segara Anakan. Untuk menuju ke dusun, harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam dengan perahu mesin dari Dermaga Sleko, Cilacap, Jawa Tengah. Dusun ini kini telah memiliki aliran listrik yang dihasilkan secara mandiri.
Bermula dari bantuan Pertamina berupa instalasi Hybrid Electric One Pool (HEOP) di beberapa rumah, kemudian masyarakat berhasil mengembangkan 5 kincir angin dan 24 panel surya pada tahun 2017 dengan kapasitas sebesar 12.000 WP (Watt Peak) yakni watt tertinggi yang dapat dihasilkan dari sistem pembangkit tenaga surya. Kini di tahun 2021, dengan dukungan Pertamina masyarakat sudah dapat mengembangkan PLTH dengan kapasitas listrik 16.200 Watt Peak (WP) dimana PLTH mampu mendorong penurunan emisi hingga 1,1 ton equivalent (Eq) CO2, karena menggunakan Energi Baru Terbarukan dengan memanfaatkan surya dan angin.
PLTH memberikan beragam manfaat untuk masyarakat. Selain digunakan untuk menghasilkan penerangan, PLTH juga dimanfaatkan untuk pengoperasian alat desalinasi air dari payau menjadi tawar dan juga untuk aerator tambak kelompok nelayan atau program Energi Mandiri Tambak Ikan (E-Mba Mina).
Kebutuhan akan air bersih untuk masyarakat terpenuhi, dimana listrik digunakan untuk desalinasi air, yakni pengolahan air payau menjadi air tawar kapasitas 240 L/Jam, dan bisa dimanfaatkan oleh 78 kepala keluarga serta 1 rumah produksi UMKM pesisir. Listrik juga dimanfaatkan untuk pengoperasian aerator tambak atau mesin penghasil gelembung udara yang berguna untuk menggerakkan air di dalam akuarium, kolam atau tambak, agar kaya kandungan oksigennya.
Pemanfaatan aerator tambak, mendukung program intensifikasi tambak ikan dengan teknologi tambak polikultur biofilter. Yakni teknologi untuk meningkatkan produksi ikan bandeng, dengan memadukan antara tanaman mangrove dengan sejumlah biota yang dibudidayakan seperti ikan bandeng, udang, dan kerang totok. Masing-masing memiliki fungsi penting, di antaranya adalah mangrove akan menyediakan pakan alami bagi udang dan bandeng. Sedangkan kerang totok mampu menyerap residu tambak.
“Pertamina mendorong masyarakat untuk mandiri energi. Pemanfaatan PLTH oleh masyarakat, membuat kawasan dusun Bondan menjadi Desa dengan energi bersih dan ditetapkan sebagai Desa Mandiri Energi di Jawa Tengah selama 2 tahun berturut-turut,” tutup Hatim.*