PT Bank Syariah Indonesia Tbk mengincar investor strategis, terutama dari Timur Tengah
Pencarian investor strategis tersebut bertujuan untuk memperkuat lini bisnis dan ekspansi perseroan ke manca negara. Itu sebabnya, investor yang diharapkan berasal dari pemodal asing.
Dirut Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi menyampaikan bahwa investor strategis diperlukan untuk memperluas ekspansi ke manca negara. Perseroan mengincar investor dari Timur Tengah yang memiliki banyak pengalaman di industri keuangan syariah.
“Kami ingin strategic investor. Jadi, nanti bisa resiprokal bila investor dari luar negeri. Bisa buka cabang di sana [negara investor]. Membuka peluang investor global, terutama di kawasan Middle East [Timur Tengah] sebagai investor strategis untuk memiiki saham BSI,” ujarnya dalam acara temu media, Selasa (2/2/2021).
Hery menambahkan dengan terbentuknya lembaga pengelola dana investasi (Sovereign Wealth Fund/SWF) maka membuka jalan untuk mencari investor strategis.
Dia menyebutkan setidaknya ada 9 investor yang bisa masuk, misalnya Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), Abu DHabi Investment Council, Cyprus National Investment Fund, dan Emirates Investment Authority.
Lalu ada International Petroleum Investment Company, Investment Corporation of Dubay, Kuwait Investment Authority, dan The Araaj Group.
Adapun, hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN ini sendiri diproyeksikan bisa masuk dalam top 10 bank syariah terbesar secara global. Saat ini, Bank Syariah Indonesia memiliki aset hingga Rp214,6 triliun dengan modal inti dari Rp20,4 triliun.
Angka dari jumlah aset dan modal inti tersebut akan menempatkan BSI ke dalam jajaran 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan ditargetkan menjadi 10 besar bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam waktu 5 tahun ke depan atau tahun 2025.
Saat ini Bank Syariah Indonesia memiliki 1.200 kantor cabang yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Pada Senin (1/2/2021) Bank Syariah Indonesia mulai beroperasi yang ditandai dengan peresmian oleh Presiden Joko Widodo.
Sumber Bisnis, edit koranbumn