PT Semen Baturaja Tbk membukukan penjualan semen sebesar 1,93 juta ton dan 34.000 ton semen putih (white clay) sepanjang 2020.
Penjualan semen perseroan turun 8,53 persen dibandingkan penjualan pada tahun sebelumnya yang mencapai 2,11 juta ton dan di bawah target yang ditetapkan untuk 2020 sekitar 2 juta ton. Namun, penjualan SMBR masih lebih baik dibandingkan penurunan permintaan semen secara nasional sebesar 10,4 persen pada periode yang sama.
Sekretaris Perusahaan Semen Baturaja Doddy Irawan menjelaskan penurunan permintaan semen pada 2020 menyebabkan persaingan ketat di pasar yang diperparah oleh kondisi kelebihan pasokan yang telah terjadi sejak 2019.
“Sebagian besar industri di Indonesia mengalami kesulitan sepanjang 2020 karena terdampak pandemi Covid-19 tak terkecuali dengan industri semen,” kata Doddy kepada Bisnis, Selasa (2/2/2021).
Untuk 2021, emiten dengan kode saham SMBR itu menargetkan penjualan naik lebih dari 5 persen atau sama dengan proyeksi laju pertumbuhan penjualan semen nasional.
Doddy optimistis periode 2021 bisa menjadi peluang bagi perseroan untuk meningkatkan penjualan. Meskipun pandemi Covid-19 belum berakhir, katanya, proyek infrastruktur yang kembali dijalankan akan berkontribusi terhadap kenaikan permintaan semen pada 2021.
Penjualan yang ditargetkan naik lebih dari 5 persen tahun ini akan membawa target penjualan SMBR sebesar lebih dari 2,02 juta ton atau masih di bawah realisasi penjualan pada 2019.
Doddy optimistis target tersebut bisa tercapai mengingat Semen Baturaja memiliki keunggulan mulai dari sisi letak geografis perusahaan hingga kualitas semen yang dikenal baik oleh konsumen yang loyal.
Tak hanya mengandalkan hal tersebut, SMBR juga akan mengembangkan produk turunan semen lainnya sebagai langkah mendongkrak pangsa pasar dan pendapatan.
“Diharapkan pada 2021 Semen Baturaja sudah dapat menjual produk turunannya, yakni mortar secara komersial setelah melalui proses market test pada 2020,” imbuh Doddy.
Sumber Bisnis, edit koranbumn