PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) mencatatkan volume penjualan semen (termasuk penjualan klinker) sebanyak 9,69 juta ton sepanjang kuartal pertama 2021. Realisasi ini naik 2,1% dari volume penjualan SMGR di periode yang sama tahun lalu sebanyak 9,49 juta ton.
Mengutip laporan kuartalan di laman resmi Semen Indonesia, Rabu (5/5), volume penjualan domestik SMGR memang mengalami kontraksi. Namun, kenaikan penjualan ekspor regional mendorong kenaikan volume penjualan hingga sebesar 2,1%. Penjualan regional SMGR naik 58,1% menjadi 2,37 juta ton.
Kenaikan penjualan SMGR di tiga bulan pertama 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan semen nasional yang hanya 1,7% secara year-to-date Maret 2021. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebut, pertumbuhan tersebut berasal dari permintaan semen sak yang tumbuh 7,2%. Di sisi lain, permintaan semen curah (bulk) masih menunjukkan pertumbuhan negatif dua digit, sehingga porsi permintaan semen sak menjadi 79% hingga Maret 2021.
ASI menyebut, hampir seluruh wilayah di Indonesia mencatat pertumbuhan permintaan yang positif , kecuali Kalimantan dan Bali-Nusa Tenggara. Pertumbuhan permintaan tertinggi terlihat di Sulawesi yang sebagian besar berasal dari permintaan semen sak.
Konsumsi semen di Indonesia masih didominasi oleh konsumen ritel, yang sebagian besar berasal dari masyarakat yang merenovasi atau membangun rumah, atau pengembang yang membangun perumahan skala kecil.
Berdasarkan tren, permintaan semen nasional akan cenderung lebih tinggi pada semester kedua. Hal ini mengingat curah hujan yang cukup tinggi di semester pertama dan realisasi proyek infrastruktur pemerintah lebih banyak pada paruh kedua.
Pendapatan menurun
Meski volume penjualan SMGR naik, pendapatan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) ini justru mengalami koreksi. SMGR membukukan pendapatan senilai Rp 8,07 triliun atau terkoreksi 5,8% dari pendapatan di kuartal I-2020 sebesar Rp 8,58 triliun.
Direktur Utama Semen Indonesia Grup, Hendi Prio Santoso mengatakan, penurunan pendapatan ini disebabkan oleh penurunan volume penjualan domestik, terutama penjualan semen curah. Realisasi anggaran infrastruktur pemerintah pada kuartal pertama 2021 belum berdampak pada permintaan semen curah.
Namun, SMGR membukukan laba bersih senilai Rp 450,36 miliar sepanjang kuartal pertama 2021, naik tipis 0,87% dari torehan laba bersih SMGR di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 446,46 miliar.
Hal ini tidak terlepas dari menyusutnya sejumlah beban, seperti beban pokok pendapatan turun 1,78% dari semula Rp 5,87 triliun menjadi Rp 5,77 triliun. Beban penjualan menurun 18,2% menjadi Rp 601 miliar dan Beban umum dan administrasi menurun 18,8% menjadi Rp 659,16 miliar.
SMGR secara konsisten terus menjalankan inisiatif efisiensi, seperti menjaga konsumsi bahan bakar, energi, bahan baku, serta meningkatkan penggunaan bahan daur ulang dan limbah dari industri lain.
Sumber Kontan, Edit koranbumn