PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) mengebut pembangunan pusat data hyperscale dengan standar global tier 3 dan 4. Khusus untuk pembangunan tahap I, diperkirakan selesai pada semester II/2021.
Vice President Corporate Communication Telkom Pujo Pramono mengatakan perusahaan tengah membangun pusat data hyperscale.
Kehadiran Telkom Hyperscale Data Center melengkapi fasilitas pusat data yang dimiliki Telkom. Saat ini Telkom telah memiliki 26 pusat data yang terdiri dari 5 pusat data internasional, 18 Neucentrix, serta 3 pusat data tier 3 dan 4. Pembangunan pusat data hyperscale tahap I ditargetkan rampung pada pada tahun ini.
“Hyperscale data center diperkirakan selesai pembangunan tahap pertamanya pada semester kedua 2021 untuk selanjutnya tahap operasionalisasi,” kata Pujo kepada Bisnis, Kamis (8/7/2021).
Sekadar informasi, pusat data hyperscale merupakan pusat data yang dapat menyediakan skalabilitas yang sangat tinggi.
Pusat data jenis ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan terus-menerus kapasitas layanannya dengan mudah dan cepat, sesuai kebutuhan.
Pujo menambahkan ketersedian pusat data yang tersebar di banyak lokasi akan membantu Telkom untuk mengakomodasi kebutuhan mendatang.
Layanan 5G dan teknologi edge blockchain adalah beberapa layanan masa depan yang membutuhkan kehadiran pusat data yang banyak.
Dia mengatakan pusat data hyperscale tersebut memiliki standar global dan sertifikasi tier 3 dan 4, dengan 99,995 persen uptime dan didukung dengan infrastruktur redundant yang andal.
Dengan kemampuan untuk menyediakan fasilitas kapasitas densitas tinggi, pusat data ini tidak hanya dapat digunakan oleh korporasi dan pelaku industri di Indonesia, tapi juga pemain global.
“Pembangunan data center ini merupakan bagian dari investasi jangka panjang perusahaan. Untuk nominal investasinya kami belum bisa menginfokan,” kata Pujo.
Sebelumnya, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Data Center Indonesia (IDPRO) Teddy Sukardi menjelaskan perusahaan yang menggunakan pusat data hyperscale adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan sangat cepat di atas 30 persen per tahun. Di tengah era digital, pertumbuhan sebesar itu bukanlah hal yang mustahil.
“Dengan semakin banyaknya kegiatan perdagangan, layanan publik dan kehidupan sosial berbasis digital, kebutuhan akan pusat dan jaringan internet yang andal akan tumbuh terus,” kata Teddy.
Sumber Bisnis, edit koranbumn