Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan selama kurun waktu 10 tahun terakhir telah ikut berkontribusi menambah pundi penerimaan negara hingga Rp 3.295 triliun. Pendapatan yang disetorkan BUMN berasal dari dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), lainnya dan pajak.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir mengatakan saat ini Kementerian BUMN tengah berupaya keras untuk meningkatkan kontribusi penerimaan negara, meski tekanan pandemi covid-19 belum mereda. “Kalau kita lihat 10 tahun terakhir, angkanya Rp 3.295 triliun,” ujar Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI secara daring, Kamis (8/7).
Secara rinci setoran 10 tahun terakhir tersebut berasal dari 54% penerimaan pajak sebesar Rp 1.872 triliun, kemudian 11% berasal dari dividen atau setara Rp 388 triliun, selanjutnya sebesar 30% disumbang dari PNBP lainnya Rp 1.035 triliun.
Kontribusi BUMN kepada negara yang besar, justru berbanding terbalik dengan realisasi penyertaan modal negara (PMN) yang diberikan pemerintah hanya mencapai 4%. “Kalau kita bandingkan dengan PMN adalah 4% atau Rp 147 triliun,” jelasnya.
Oleh karena itu, untuk tahun 2020 hingga 2024 PMN dan pendapatan direncanakan akan seimbang sebab semakin banyak pekerjaan yang digarap oleh BUMN.
“Sekarang kok dividen dan PMN nya seimbang. Memang banyak penugasan BUMN yang selama ini dilihat sangat penting,” tandasnya.
Untuk tahun ini, Erick Thohir menargetkan adanya peningkatan dividen menjadi Rp 30 triliun hingga Rp 35 triliun. Tahun lalu, dividen BUMN tercatat mencapai Rp 26 triliun.
“Dan kami berupaya sekuat tenaga di kondisi Covid-19, kita akan beri dividen yang sama di tahun berikutnya, yaitu Rp 40 triliun. Tentu ini tidak mudah, di mana 90% BUMN terdampak dari hal-hal yang tadi dibicarakan,” kata Erick.
Sumber Kontan, edit koranbumn