PT Bank Syariah Indonesia Tbk menyelenggarakan program peningkatan literasi dan penguatan permodalan syariah untuk usaha koperasi syariah atau Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).
“Selama ini ada tiga fokus pengembangan segmen UMKM BSI yaitu pola linkage, non-linkage dan mikro. Kerjasama BSI dengan lembaga keuangan mikro Syariah ini salah satunya dilakukan dengan pola linkage dan menggandeng Baitul Maal Wat Tamwil,” ujar Wakil Direktur Utama 2 BSI, Abdullah Firman Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima KONTAN pada Selasa (13/7).
Kerjasama BSI dengan lembaga keuangan mikro syariah dilakukan dengan dua mekanisme yaitu executing dan channeling. Perbedaan keduanya adalah terkait perjanjian antara BSI, lembaga keuangan mikro syariah, dan nasabah.
Untuk executing, BSI melakukan akad dengan lembaga keuangan mikro syariah (LKMS), kemudian pencairan pembiayaan kepada nasabah dilakukan oleh LKMS. Sedangkan untuk skema channeling, BSI melakukan perjanjian kerjasama dengan lembaga keuangan mikro syariah, kemudian pencairan pembiayaan nasabah dilakukan oleh BSI.
Kerjasama linkage BSI dilakukan juga dengan ekosistem koperasi, fintech & e-commerce syariah dan lembaga keuangan mikro syariah lain seperti koperasi simpan pinjam dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS). Dengan adanya kerjasama program linkage, BSI berharap dapat membantu penyaluran pembiayaan UMKM sampai ke wilayah pelosok.
Beberapa strategi yang dilakukan BSI diantaranya adalah meningkatkan value chain financing, KUR Syariah dan penyaluran dana berbasis komunitas.
Selain itu BSI juga meningkatkan kolaborasi fintech dan e-commerce, fokus ke industri halal dan pengembangan produk retail banking syariah. BSI juga memanfaatkan ekosistem digital, integrasi antara commercial finance dan social finance, dan penyaluran dana berbasis masjid.
Sekadar informasi, hingga Maret 2021 BSI telah menyalurkan pembiayaan UMKM sebesar Rp35,91 triliun atau 22,63% dari total pembiayaan BSI. Pembiayaan UMKM BSI ini terdiri dari Rp 15,3 triliun pembiayaan segmen menengah, Rp 10,87 triliun segmen kecil dan Rp 9,74 triliun segmen mikro.
Potensi pertumbuhan pembiayaan UMKM ini cukup besar dengan risiko pembiayaan yang cukup terjaga, dimana jumlah Baitul Maal Wat Tamwil di Indonesia mencapai lebih dari 4.500 dengan BPRS mencapai 163 dengan jumlah jaringan 631 outlet, jumlah masjid lebih dari 600 ribu dan pesantren lebih dari 26 ribu.
Sumber Kontan, edit koranbumn