PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI bersinergi dengan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) pengembangan cadangan komoditas hortikultura. Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi mengatakan kerja sama ini merupakan salah satu upaya peningkatan peran BUMN Klaster Pangan dalam sektor pertanian. Arief menyampaikan RNI dan BUMN Klaster Pangan akan meningkatkan kerja sama dengan berperan pada hilir pendistribusian hasil hortikultura.
“Sesuai dengan arahan Menteri Syahrul Yasin Limpo, kami siap berkontribusi pada hilir sektor hortikultura untuk penguatan sektor pertanian,” ujar Arief saat penandatanganan kerja sama dengan Kementan pada Kamis (28/8).
Arief menjelaskan kerja sama ini untuk menghubungkan antara hulu dan hilir yang mana RNI bersama BUMN Klaster Pangan diharapkan dapat membantu hilirisasi atau pendistribusian di sektor pangan.
Kata Arief, kerja sama RNI dengan Kementan meliputi penggunaan data sebaran ketersediaan hortikultura hingga harga komoditas hortikultura sebagai acuan distribusi dalam mendukung penyelenggaraan cadangan komoditas hortikuktura.
Secara terpisah, Menteri BUMN Erick Thohir meminta RNI bersama BUMN Klaster Pangan dapat memperbaiki ekosistem pangan yang ada saat ini dengan skema saling menguntungkan. Erick juga meminta BUMN pangan menjadi lokomotif penyeimbang dan perubahan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Penandatanganan kerja sama yang disaksikan secara langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo ini juga meliputi dukungan RNI dan BUMN Klaster Pangan dalam penyelenggaraan cadangan komoditas hortikultura. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi kerja sama yang dilakukan dan berharap semua pihak yang terlibat menjadi semakin tangguh dan kreatif dalam membangun pertanian di tengah situasi pandemi.
“Saya yakin apa yang kita lakukan hari ini ini adalah kontribusi bagi bangsa untuk menghadirkan kehidupan negara yang lebih baik, dan kehidupan rakyat yang semakin sejahtera dengan menyediakan nutrisi dari sumber pangan hortikultura yang sehat,” ujar Syahrul.
Mentan mengakui pandemi Covid-19 telah merubah tatanan sosial kehidupan. Syahrul mengingatkan pertanian Indonesia harus tetap berjalan dengan manajemen modern.
“Pertanian tidak bisa dilakukan seperti cara-cara yang lama. Pertanian harus dihandle lebih kuat,” ucap Syahrul.
Oleh karena itu, lanjut Syahrul, membangun pertanian yang dibutuhkan menurutnya adalah komitmen dan integritas. Syahrul menyebut petani, pemerintah daerah, dan pelaku usaha harus bertanggung jawab sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.
Sumber Republika, edit koranbumn