Bandara Soekarno-Hatta selalu menjadi infrastruktur penting dalam memperkuat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan keunggulan kompetitif Indonesia. Sebagai bandara yang terbesar dan tersibuk di Tanah Air, Bandara Soekarno-Hatta perlu terus diakselerasi pengembangan dan standar pengelolaannya.
Dalam upaya mencapai akselerasi tersebut, pada hari ini, Senin, 11 Oktober 2021, Indonesia Investment Authority (INA) dan PT Angkasa Pura II (Persero) menandatangani dua Perjanjian Pendahuluan tentang Kemitraan Strategis Pengelolaan dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, dan Kemitraan Strategis Pengelolaan dan Pengembangan Cargo Village Bandara Soekarno-Hatta.
Kemitraan strategis dengan AP II sejalan dengan fokus investasi INA di beberapa sektor utama, seperti bandara, pelabuhan, jalan tol, kawasan industri, digital infrastructure, layanan kesehatan, dan energi terbarukan. Adanya bandara dan manajemen kargo yang mumpuni tentunya dapat meningkatkan daya saing Indonesia di sektor logistik udara. Terlebih, kemitraan strategis ini memastikan bahwa seluruh aset eksisting dan yang akan dibangun di Bandara Soekarno-Hatta tetap sepenuhnya dimiliki oleh AP II.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, optimis dengan adanya kerja sama ini, “Melalui kemitraan strategis dengan Angkasa Pura II, INA menghadirkan manajemen dan praktik kelas dunia terbaik bagi layanan bandara dan manajemen kargo sehingga mendukung terciptanya pengelolaan dan pengoperasian bandara kelas dunia di gerbang utama Indonesia. Bandara Soekarno-Hatta dapat memberikan layanan terbaik sesuai dengan best practice global, merealisasikan seluruh potensinya, serta menjadi kunci penggerak sektor logistik udara di Indonesia.”
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin juga melihat kemitraan strategis dengan INA akan secara cepat meningkatkan daya saing Bandara Soekarno-Hatta di tingkat regional dan global, “Melalui kemitraan dengan INA, berbagai pengembangan yang sedang dijalankan dalam hal penciptaan layanan yang terbaik bagi pengguna jasa dan transformasi layanan kargo di Bandara Soekarno-Hatta. Cargo Village di Bandara Soekarno-Hatta yang dilengkapi dengan state of the art technology akan menandakan dimulainya era baru dan modern dalam pelayanan kargo udara di Indonesia akan dapat diakselerasi implementasinya.”
“Kemitraan strategis ini juga mendatangkan manfaat 3E bagi AP II dan Bandara Soekarno-Hatta yakni expansion the traffic, expertise sharing, dan equity partnership. Dampak positifnya, Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia dapat menjaga dan meningkatkan kontribusi sektor angkutan udara terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Muhammad Awaluddin.
Cargo Village Bandara Soekarno-Hatta
Pembangunan Cargo Village Bandara Soekarno-Hatta bertujuan untuk mengakomodasi dan mengantisipasi tumbuhnya pasar angkutan kargo udara di Indonesia yang juga dipengaruhi pesatnya pertumbuhan e-commerce. Pengembangan akan dilakukan di atas lahan 90 hektare atau tiga kali lipat dibandingkan dengan Terminal Kargo eksisting saat ini. Kapasitas Cargo Village nantinya dapat menangani 1,5 juta – 2,2 juta ton kargo per tahun, sementara saat ini, Terminal Kargo eksisting hanya berkapasitas sekitar 700.000 ton per tahun. Digitalisasi juga akan diterapkan di setiap lini Cargo Village guna mempermudah dan mempercepat berbagai proses.
Keberadaan Cargo Village akan membuat Bandara Soekarno-Hatta menjadi bandara yang memiliki terminal kargo terbesar di Indonesia. Saat ini pun, Bandara Soekarno-Hatta memiliki terminal penumpang terbesar di Indonesia, yakni Terminal 3 dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahun.
Bandara Soekarno-Hatta kini berada di peringkat ke-34 dalam World’s Top 100 Airport 2021 yang dirilis oleh Skytrax. Di samping itu, Bandara Soekarno-Hatta juga mendapat predikat The World’s Best Airport Staff – Best Staff Airport in Asia Peringkat 10 serta The 2021 COVID-19 Airport Excellence Awards sejalan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi.