PT Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI), anak usaha PT Pertamina (Persero) tampaknya siap melakukan ekspansi yang cukup besar tahun depan.
Perusahaan pelat merah ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) lebih dari US$ 140 juta atau setara dengan Rp 2,03 triliun dengan kurs Rp 14.500.
Budhi Nugraha Pangaribuan, Direktur Utama PDSI mengatakan dari anggaran tersebut sebanyak US$ 40 juta akan digunakan untuk ekspansi di business non development, sedangkan untuk investasi di business development sekitar US$ 100 juta.
“Capex tahun depan memang jauh lebih besar atau naik sekitar 133,33% ketimbang rencana alokasi capex sepanjang tahun ini yang hanya sebesar US$ 60 juta,” ujarnya saat ditemui seusai acara sosialisasi pengeboran sumur BTM-B1, Minggu (30/12).
Menurutnya, hal tersebut karena tahun depan pihaknya akan melakukan pengadaan alat-alat baru untuk kegiatan pengeboran.
Adapun penambahan alat pengeboran tahun depan akan difokuskan untuk Rig berkapasitas 550 HP dan 1.000 HP di mana pengadaan Rig kapasitas 550 HP membutuhkan dana investasi sebesar US$ 5 juta sementara untuk Rig 1.000 sampai 2.500 HP bisa menggunakan dana investasi sebesar US$ 20 juta per unit.
Sementara alokasi capex PDSI selama periode Januari hingga November 2018 sebanyak 90% telah berhasil disalurkan untuk pengembangan usaha maupun pemeliharaan alat.
“Untuk saat ini memang belum terserap semua karena untuk eksekusinya kami harus menyesuaikannya dengan market,” ujarnya.
Selain itu, tahun depan PDSI juga tidak hanya akan berfokus pada pengeboran darat saja melainkan akan mulai menjajaki potensi pengeboran di lepas pantai (offshore).
Sumber Kontan / edit koranbumn.com