Bank Indonesia (BI) tetap optimistis pertumbuhan ekonomi di tahun 2022 akan membaik dan di kisaran 4,7% yoy hingga 5,5% yoy.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, optimisme pertumbuhan ekonomi yang membaik ini sejalan dengan makin berjalannya pemulihan ekonomi Indonesia.
“Ada akselerasi konsumsi rumah tangga dan investasi, di tengah tetap terjaganya belanja fiskal pemerintah dan ekspor,” tutur Perry, Rabu (26/1) dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2021.
Perry kemudian mengatakan, syarat perbaikan ekonomi pada tahun ini masih bergantung pada penanganan kesehatan. Dalam hal ini, vaksinasi masih menjadi syarat utama.
Ia berharap, dengan adanya vaksinasi, tercapai asa negara untuk mencapai imunitas massal, terkendalinya penyebaran Covid-19, dan juga perbaikan mobilitas masyarkat sehingg ada pembukaan sektor ekonomi.
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan konsumsi rumah tangga akan lanjut pulih. Menurut perkiraannya, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh di kisaran 5% yoy pada semester II-2022.
Kinerja ekspor juga diperkirakan tetap mumpuni dan bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Hal ini seiring dengan masih tingginya permintaan dan harga komoditas global.
Kinerja investasi juga diperkirakan tumbuh meningkat, seiring peningkatan permintaan domestik, tetap kuatnya kinerja ekspor, berlanjutnya proyek infrastruktur strategis nasional yang sempat tertunda.
“Bahkan ada optimisme kenaikan Penanaman Modal Asing (PMA) seiring dengan membaiknya iklim investasi di dalam negeri,” tambah Perry.
Dari sisi lapangan usaha, Perry optimistis sejumlah sektor mampu tumbuh kuat dan menopang kinerja ekonomi, seperti sektor pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, dan pertanian.
Hanya saja, Perry tetap mewanti-wanti masih ada risiko yang perlu diwaspadai. Ini masih berkaitan dengan risiko kenaikan kasus Covid-19
Sumber Kontan, edit koranbumn