PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) membidik penambahan kolokasi dari operator PT Indosat Tbk. (ISAT) yang baru saja melakukan merger menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengungkapkan, perusahaan pada tahun ini membidik hingga 4.000 kolokasi. Sasaran utama dari penambahan kolokasi ini adalah IOH.
“Penambahan kolokasi, utamanya itu IOH. Setelah mereka bujet, mereka punya capex yang cukup besar yakni Rp10 triliun,” ujar Hendra, dalam Webinar Henan Putihrai Sekuritas, Selasa (5/7/2022).
Dia melanjutkan, IOH akan menggunakan capex Rp10 triliun tersebut untuk melakukan ekspansi, termasuk meningkatkan coverage mereka.
“Itu yang kami harapkan bisa kami dapatkan. Tapi karena konsolidasi mereka belum selesai, kami belum mendapatkan order yang signifikan,” tuturnya.
Hendra menjelaskan, IOH saat ini masih belum selesai melakukan konsolidasi internal pascamerger. Menurutnya, saat ini hanya 5 persen perangkat IOH yang overlap di menara-menara miliki Mitratel.
Namun, perangkat IOH di operator menara lain tercatat overlap hingga 20 persen. Negosiasi IOH dengan operator menara lain menjadi kompleks karena hal ini.
“Itu yang kompleks, bagaimana mereka [IOH] negosiasi, kalau overlap-nya tinggi. Itu kelihatannya yang sampai sekarang masih on going, IOH belum bisa melakukan penambahan kolokasi sampai rasionalisasi menara ini selesai,” tuturnya.
Sebelumnya, Mitratel digadang-gadang menjadi salah satu pihak yang tertarik untuk mengakuisisi saham PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo.
Sebagaimana diketahui, emiten menara milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) dikabarkan akan menjual saham minoritas di anak usahanya, Protelindo dengan target dana sekitar US$1 miliar.
Direktur Investasi Mitratel Hendra Purnama mengatakan, pihaknya mencermati pelepasan saham Protelindo hanya minoritas, yakni sebesar 15-20 persen, bukan mayoritas. Menurutnya, jumlah saham yang kecil tersebut bukan merupakan target dari Mitratel.
Sumber Bisnis, edit koranbumn