PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan entitas anak berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan secara konsolidasian sebesar Rp24,87 triliun sampai dengan 30 Juni 2022.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan di Harian Bisnis Indonesia pada Rabu (27/7/2022), laba BRI melesat 98 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp12,53 triliun.
Adapun, pertumbuhan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga yang menjadi sebesar Rp76,86 triliun. Pendapatan ini tumbuh 10 persen (yoy) dari Rp69,95 triliun pada posisi Juni 2021.
Sementara itu, beban bunga menyusut 18 persen (yoy), dari Rp14,98 triliun menjadi Rp12,24 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) dari emiten bank berkode saham BBRI ini meningkat 18 persen menjadi Rp64,61 triliun secara konsolidasian.
Masih secara konsolidasi, BBRI mencatat kredit yang diberikan naik 6 persen sepanjang tahun berjalan (year-to-date/ytd). Kredit yang diberikan naik dari Rp994,41 triliun per 31 Desember 2021 menjadi Rp1.051 triliun pada posisi 30 Juni 2022.
Namun, total aset yang dimiliki BBRI secara konsolidasi turun 2 persen (ytd), dari Rp1.678 triliun pada posisi 31 Desember 2021 menjadi Rp1.652 triliun hingga akhir Juni 2022.
Dana pihak ketiga (DPK) BRI secara konsolidasi mencapai Rp1.136 triliun. Secara terperinci, BRI tercatat meningkatkan dana murah (current account saving account/CASA) dari Rp718,26 triliun pada 31 Desember 2021 menjadi Rp740,41 triliun per 30 Juni 2022.
Dari sisi rasio keuangan, rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BRI secara bank only tercatat berada di level 3,32 persen (gross) dan 0,86 persen (net). Adapun, loan to deposit ratio (LDR) meningkat menjadi sebesar 88,95 persen dari semula 84,52 persen.
Untuk margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), BRI mencatatkan rasio masing-masing sebesar 7,35 persen dan 63,98 persen pada posisi 30 Juni 2022.
Sumber Bisnis, edit koranbumn