Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku tak segan-segan menutup BUMN yang tidak memberikan kontribusi kepada negara dan masyarakat. Bagi Erick, lebih baik jumlah BUMN sedikit namun sehat, ketimbang banyak namun tidak sehat.
“Perusahan yang tidak sehat hanya jadi beban negara dan rakyat juga. Kita harus pastikanĀ BUMN sehatĀ dan memberikan kontribusi besar,” ujar Erick dalam diskusi bertajuk ‘UpayaĀ Erick ThohirĀ Wujudkan BUMN Sehat’ di Jakarta, Jumat (29/7/2022).
Untuk itu, Erick menetapkan tiga kriteria utama dalam penutupan BUMN. Pertama, Erick tak akan membiarkan keberadaan BUMN yang terus menerus menelan kerugian, terlebih BUMN tersebut sudah tidak lagi beroperasi. Kedua, BUMN yang terus menerus mendapatkan PNM, namun tidak juga bertumbuh besar.
“Kalau sudah tidak beroperasi ya pasti sudah selesai (ditutup). Perusahaan-perusahaan yang ditutup ini kan sudah tidak berjalan dari 2008 dan tidak dilakukan apa-apa. Saya berpirmsipy kalau sudah tidak aktif, menurut saya kejam kalau dibiarkan karena tidak memberikan kepastian kepada pegawai, suplier dan lain-lain,” ucap Erick.
Poin ketiga, penutupan akan dilakukan terhadap BUMN yang jenis usahanya sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini. Dengan perampingan tersebut, Erick ingin BUMN lebih fokus pada ekonomi atau menjadi perusahaan skala besar yang menjadi penyeimbang kalau ada penetrasi dari global. Erick menilai perampingan BUMN terbukti memberikan hasil yang memuaskan dalam sisi peningkatan kontribusi BUMN kepada negara.
“Alhamdulillah tiga tahun terakhir sudah memberikan Rp 1.198 triliun, artinya naik Rp 68 triliun dari tiga tahun sebelumnya. Ini akan terus kita dorong guna memastikan BUMN sehat,” kata Erick menambahkan.
Sumber Republika, edit koranbumn