PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. atau BMRI tengah mengkaji rencana untuk memiliki anak perusahaan bank digital. Perusahaan pelat merah ini hendak memisahkan unit usaha (spin off) layanan digital perseroan, yakni Livin’ by Mandiri.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengungkapkan saat ini kebutuhan para nasabah lebih banyak menggunakan kanal digital dibandingkan datang ke kantor cabang.
“Kalau lihat sekarang posisinya kami terus mengkaji apakah memang kami perlu untuk spin off dan mungkin kalau ada peluang yang baik akan dijalankan secara inorganik. Tapi sampai dengan saat ini, kami melihat kami akan lebih memilih mengoptimalkan efektivitas engine business kami melalui Livin dan Kopra,” tuturnya.
Tercatat sejak diluncurkan Oktober 2021 sampai dengan pertengahan 2022, Livin’ by Mandiri telah diunduh lebih dari 14 juta kali. Hingga Juni 2022, jumlah transaksi Livin tumbuh 67 persen yoy mencapai 464 juta, lebih tinggi 1,8 kali dibandingkan transaksi ATM yang mencapai 259 juta.
Sementara itu, nilai transaksi tumbuh 49 persen yoy mencapai Rp578 triliun, lebih tinggi 2,7 kali dibandingkan nilai transaksi di ATM yang hanya mencapai Rp205 triliun.
Sedangkan untuk nasabah wholesale, Kopra by Mandiri juga berperan besar dalam meningkatkan transaksi wholesale secara signifikan. Tercatat, jumlah transaksi wholesale Bank Mandiri hingga semester I/2022 tumbuh 72 persen yoy menembus 326 juta transaksi.
Platform digital wholesale andalan Bank Mandiri ini mampu mencatatkan peningkatan pengguna menjadi 55.000. Selain itu, nilai transaksi digital Kopra mencapai Rp8.053 triliun atau tumbuh 29 persen yoy di semester I/2022.
Adapun secara konsolidasi, BMRI membukukan laba bersih senilai Rp20,2 triliun sepanjang semester I/2022. Capaian ini melesat 61,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Secara konsolidasi, Siddik menyampaikan keseluruhan perusahaan anak membukukan total laba bersih sebesar Rp3,9 triliun atau tumbuh 50,8 persen yoy, di mana sebesar Rp2 triliun merupakan porsi kepemilikan Bank Mandiri.
Bank Mandiri mencatat PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) berkotribusi paling besar. Bank hasil merger tiga bank syariah milik BUMN itu membukukan laba bersih senilai Rp2,12 triliun sampai dengan semester I/2022. BMRI menggenggam 50,83 persen saham BRIS, mengutip situs resmi perusahaan, Jumat (29/7/2022).
Sumber Bisnis, edit koranbumn