PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp124,45 triliun kepada 3,3 juta nasabah atau setara dengan 48,97 persen dari kuota KUR yang telah ditentukan oleh pemerintah pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan perseroan optimistis tahun ini dapat menyalurkan KUR sesuai dengan breakdown yang diberikan oleh pemerintah sebesar Rp254,1 triliun, diantaranya dengan menyiapkan strategi selective growth yang selaras dengan strategi penyaluran kredit BRI secara umum.
“Selain itu, BRI akan memanfaatkan hyperlocal ecosystem dengan fokus pada ekosistem desa, pasar kelompok usaha dan komoditas tertentu,” kata Aestika kepada Bisnis, Senin (1/8/2022).
Aestika menuturkan BRI juga terus melakukan pemberdayaan melalui digitalisasi, yakni dengan platform PARI, Localoka dan pasar.id.
Sementara itu untuk menjaga kualitas KUR yang disalurkan, BRI membuat sektor-sektor prioritas dalam penyaluran KUR, seperti perdagangan dan pertanian.
BRI juga terus memperkuat penggunaan data analytic untuk memperkuat proses credit underwriting serta meningkatkan success rate restrukturisasi.
“Hal tersebut berdampak positif terhadap kualitas KUR yang disalurkan, dimana hingga Juni 2022 non performing loan/NPL KUR BRI tercatat pada kisaran 1,38 persen,” kata Aestika.
Strategi lain untuk meningkatkan penyaluran KUR pada tahun ini, lanjutnya, yakni melalui optimalisasi ekosistem ultra mikro, yang saat ini menjadi sumber baru pertumbuhan bagi BRI.
Terbentuknya ekosistem ultra mikro yang mengintegrasikan seluruh layanan keuangan BRI, Pegadaian dan PNM ke dalam suatu ekosistem besar akan memperkuat peran BRI dalam mendukung pemberdayaan dan pengembangan usaha masyarakat.
“Khususnya segmen mikro dan segmen ultra mikro,” kata Aestika.
Sumber Bisnis, edit koranbumn