PT Pindad (Persero) selaku bagian dari holding Defend ID menerapkan strategi khusus untuk meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri.
Sigit Santosa, Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad (Persero) mengatakan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN memang menjadi perhatian serius pihaknya.
“Minimal 35 persen tapi rata-rata di atas 50 persen. Bagaimana cara meningkatkan TKDN, ada tiga cara,” ujarnya di sela pelaksanaan pameran Indo Defence, Rabu (2/11/2022).
Adapun tiga cara tersebut yakni pertama, kalau PT Pindad belum mampu membuat suatu produk, maka perusahaan itu akan melakukan join integration atau asembling bersama-sama dengan mitra strategisnya.
Kedua, jika perseroan itu sudah mampu, nantinya akan dilaksanakan join manufacturing untuk memproduksi komponen penting.
“Ketiga, kalau sudah mampu juga melakukan manufacturing, kita join development. Rancang sejak awal dengan mitra kita. Tanpa langkah-langkah ini, kita tidak akan mandiri,” terangnya.
“Kita tidak mau hanya dipakai langsung begitu saja terus menerus. Oke you sudah jual ke Pindad, kita targetkan gunakan minimum TKDN 35 persen. Ada yg tawarkan 5 persen, 10 persen kita tolak. Jadi partner strategic kita kalau tidak mau ya sudah kita tinggal”.
Menurutnya, strategi semacam itulah yang mendorong TKDN PT Pindad rerata sudah di atas 50 persen. Sekarang, lanjutnya banyak produk yang TKDN mencapai 35 persen karena proses pembangunannya dilakukan di indonesia.
“Kalau bangun di indonesia setidaknya sudah 20 persen gunakan komponen dalam negeri,” pungkasnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn