Transformasi digital menjadi salah satu isu penting dalam perkembangan masyarakat dunia, termasuk di 20 negara anggota G20. Di era perkembangan teknologi saat ini, mewujudkan masyarakat digital yang berkeadilan merupakan tujuan seluruh anggota G20.
Indonesia menyadari pentingnya transformasi digital guna mewujudkan ekosistem yang inklusif, memberdayakan masyarakat, dan berkelanjutan. Transformasi digital tidak bisa berjalan sendiri, melainkan perlu kolaborasi semua pihak untuk mewujudkan konektivitas, literasi dan keterjangkauan bagi banyak pihak hingga ke pelosok dunia agar bersama-sama pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat.
Untuk itu, Indonesia menghadirkan Digital Transformation Expo di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) 2 sebagai bagian dari rangkaian KTT G20 mulai tanggal 13 hingga 17 November 2022 mendatang.
Telkom sebagai BUMN yang bergerak pada sektor telekomunikasi turut mewujudkan komitmen negara untuk hadir mendorong transformasi digital. Hingga Juni 2022, Telkom telah membantu menghadirkan berbagai infrastruktur untuk penguatan jaringan di seluruh Indonesia, mencakup 171.654 kilometer kabel fiber optik yang membentang di sepanjang Nusantara dan 255.107 Base Transceiver Station (BTS) yang melayani 8,9 juta pelanggan IndiHome dan 169,7 juta pelanggan Telkomsel yang terhubung dengan dunia melalui sambungan internet. “Kita sudah melihat upaya Telkom membangun BTS di daerah terpencil sebagai upaya untuk membuka akses telekomunikasi. Ini merupakan investasi di sektor back end. Hal ini tentunya bertujuan untuk menciptakan ekosistem digital yang semakin merata di seluruh Indonesia,” jelas Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo saat menjadi pembicara dalam SOE International Conference, 17 Oktober lalu.
Transformasi digital turut memegang peranan penting dalam tatanan sosial budaya dan masyarakat bahkan mendorong berkembangnya ekonomi digital yang menjadi katalisator pertumbuhan perekonomian. Infrastruktur jaringan yang dibangun berperan dalam membangun konektivitas digital hingga ke pelosok nusantara untuk menggali potensi ekonomi dari berbagai lapisan masyarakat. Dengan konektivitas jaringan yang menyeluruh, masyarakat di daerah memiliki kesempatan dan peluang yang sama dalam menjalankan usaha maupun mendapatkan fasilitas yang mumpuni untuk menunjang kehidupan.
Kartika menambahkan, Indonesia termasuk negara yang cepat dalam melakukan adopsi digital di masa pandemi. Saat ini, sudah semakin banyak warga Indonesia yang terbiasa memakai gawai dan juga belanja di e-commerce. Karena itu, pemerintah akan mendorong tren digitalisasi ini ke sektor industri.
Hal ini sangat terlihat di masa-masa awal pandemi COVID-19 melanda dunia, termasuk Indonesia di tahun 2020. menggambarkan bagaimana Telkom melakukan adopsi digital di masa pandemi dengan membuat aplikasi PeduliLindungi. Aplikasi ini bisa melacak orang yang positif Covid-19 dan terbukti sangat efektif.
Kini, ekosistem digital dan ekonomi digital memainkan peranan penting dalam pemulihan ekonomi nasional. Dengan ekonomi digital yang diproyeksikan tumbuh hingga Rp4.500 triliun pada 2030, Indonesia memiliki potensi dan sumber daya yang sangat besar untuk menjadi negara digital ekonomi yang terdepan. Laporan Bank Dunia 2021 menyebutkan, Indonesia termasuk lima besar negara di dunia dengan tingkat penggunaan internet tertinggi dimana rerata 80 persen waktu masyarakat Indonesia digunakan untuk memanfaatkan teknologi internet baik untuk berkomunikasi, surfing di media sosial, maupun bisnis.
“Telkom dan Telkomsel sebagai perusahaan telekomunikasi digital harus menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia dengan berbagai inovasinya. Terlebih ekonomi digital merupakan salah satu dari empat sektor unggulan yang diprioritaskan BUMN untuk menopang pengembangan ekonom menujui Indonesia Maju 2045, selain hilirasi sumber daya alam (SDA), ketahanan pangan, serta pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Menteri BUMN Erick Thohir.
Tidak hanya Telkom dan Telkomsel, kondisi dan potensi Indonesia saat ini juga ditangkap oleh BUMN lainnya untuk mengembangkan bisnis guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat Indonesia. BUMN harus memanfaatkan momentum tren digitalisasi ini dengan membangun ekosistem digital agar bisa terus berkembang.
BUMN telah melakukan sejumlah inisiasi strategis dalam membangun ekosistem digital dan mendukung startup lokal yang kini mencapai 2.321 perusahaan rintisan serta tumbuh 11 persen setiap tahunnya. Mulai dari Indonesia Digital Tribe (IDT), BUMN Startup Day, hingga Merah Putih Fund (MPF). BUMN juga memiliki Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, BRI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi dan BNI Ventures yang hingga saat ini telah berinvestasi untuk sekitar 230 startup.
“Di sektor perbankan, kami melakukan inovasi melalui Livin’ by Mandiri, sebuah super app yang tidak hanya untuk transaksi perbankan tetapi juga bisa untuk membeli tiket pesawat, booking hotel, kereta api dan lain-lain. Indonesia bisa menciptakan ekosistem digital melalui super app. Untuk hal ini, kita boleh dibilang lebih maju dari negara lain,” kata Kartika dalam SOE International Conference 17 Oktober lalu.
Transformasi digital di industri perbankan menguntungkan nasabah karena mampu menghemat banyak waktu. Dari sisi perbankan juga diuntungkan lantaran cost atau biaya yang dikeluarkan menjadi tidak begitu besar. Selanjutnya, perbankan dapat memperluas segmen pasar, termasuk ke pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Terakhir, transformasi digital membuat perbankan makin inovatif dengan menciptakan aplikasi hingga super apps, seperti yang saat ini dimiliki Livin’ by Mandiri.
Adopsi digital yang dilakukan oleh Telkom dengan PeduliLindungi dan Mandiri dengan Livin’ merupakan bagian dari transformasi BUMN yang perlu terus diikuti oleh BUMN lain untuk tumbuh berkembang secara berkelanjutan.