Emiten BUMN semen, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) berpotensi meraih dana Rp5,58 triliun dalam aksi rights issue. SMGR juga mengokohkan posisinya sebagai pemimpin pasar semen nasional dengan mencaplok PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) no.33/2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Semen Indonesia Tbk, pemerintah akan mengalihkan sahamnya di SMBR kepada SMGR.
“Penyetoran modal Negara RI akan disetorkan dalam bentuk kepemilikan 75,51 persen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) atau sejumlah 7,49 miliar saham Seri B (inbreng saham SMBR), dengan nilai seluruhnya sebesar Rp2,84 triliun,” seperti dikutip dari prospektu rights issue SMGR.
Dalam prospektusnya, manajemen SMGR menyebut pihaknya akan menawarkan sebanyak-banyaknya 846.215.318 (846,21 juta) saham dalam HMETD berupa saham seri B dengan nilai nominal Rp100, yang setara dengan 12,49 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga pelaksanaan HMETD atau rights issue ialah Rp6.600 per saham sehingga dalam aksi korporasi ini SMGR akan memeroleh dana sekitar Rp5,58 triliun.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan digunakan untuk sejumlah aksi korporasi.
Pertama, konsolidasi PT Semen Baturaja (Persero) Tbk. (SMBR) ke dalam SMGR, yang dilakukan melalui penyertaan saham perseroan dalam SMBR sebesar 7.499.999.999 (7,49 miliar) saham Seri B atau mewakili 75,51 oersen dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam SMBR, sebagai hasil Inbreng saham seri B milik Negara Republik Indonesia.
Kedua, dalam bentuk tunai hasil rights issue SMGR akan digunakan sebagai belanja modal sekitar 88,9 persen untuk penambahan fasilitas untuk peningkatan pemanfaatan bahan bakar alternatif.
Penggunaan bahan bakar alternatif bertujuan untuk mengurangi bahan bakar konvensional tak terbarukan (batu bara) yang digunakan secara internal pada proses pembuatan terak, serta membantu mengelola limbah eksternal untuk mendukung pencapaian sustainable development pada level nasional.
Selanjutnya, penambahan fasilitas untuk peningkatan pemanfaatan bahan baku alternatif. Penggunaan alternatif material bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku tambang, menggantikannya dengan limbah industrial B3 yang dapat didaur ulang atau recycle.
Belanja modal juga digunakan untuk pembangunan green zone, merupakan pembangunan fasilitas untuk pemusnahan limbah yang bersumber dari limbah Industri.
Sekitar 27,6 persen dana hasil rights issue untuk pengembangan bisnis perseroan pada tahun 2023 termasuk, pengembangan platform bisnis digital dan pengembangan produk building material.
Sisanya sekitar 11,1 persen digunakan untuk penambahan modal kerja SMGR termasuk biaya energi, bahan bakar, distribusi, dan bahan baku pada tahun 2023.
HMETD dapat diperdagangkan di dalam dan di luar Bursa Efek dalam jangka waktu 5 hari Kerja mulai tanggal 16 Desember 2022 sampai dengan tanggal 22 Desember 2022.
“HMETD yang tidak dilaksanakan hingga tanggal akhir periode tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi. Pencatatan saham baru hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 16 Desember 2022,” papar manajemen SMGR.
Pemegang saham lama yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue maka persentase kepemilikan sahamnya bisa terdilusi maksimal 12,49 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn