PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mengumumkan besaran suku bunga dasar kredit (SBDK) atau prime lending rate terbaru per 31 Desember 2023.
Berdasarkan pengumuman yang dibagikan perseroan dalam Harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (2/1/2024), BBTN menetapkan suku bunga dasar kredit pada hampir seluruh jenis segmen bisnis kecuali kredit mikro.
Secara lebih rinci, SBDK pada segmen kredit korporasi ditetapkan sebesar 8,05% per tahun. Kemudian kredit ritel ditetapkan di level 8,30%.
Lebih lanjut, kredit konsumsi khususnya pada segmen kredit pemilikan rumah (KPR) ditetapkan SBDK nya di level 7,30%. Sementara, untuk suku bunga pada segmen non KPR ditetapkan SBDK sebesar 8,80%.
Manajemen BTN menjelaskan bahwa SBDK tersebut digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan oleh bank kepada nasabah.
Sebagai catatan, SBDK tersebut belum memperhitungkan sejumlah komponen estimasi premi risiko yang besarannya tergantung pada penilaian bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur.
“Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang dikenakan kepada debitur belum tentu sama dengan SBDK,” jelas manajemen dikutip Selasa (2/1/2024).
Lebih lanjut dijelaskan, kredit konsumsi non-KPR tidak termasuk penyaluran dana melalui kartu kredit dan kredit tanpa agunan (KTA).
“Informasi SBDK yang berlaku setiap saat dapat dilihat pada publikasi di setiap kantor bank dan atau website bank,” pungkas manajemen.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan kenaikan suku bunga acuan dari BI memang akan memengaruhi tren suku bunga kredit perbankan. Meski begitu, menurutnya bisnis KPR yang menjadi andalan BBTN tidak terlalu terdampak dinamika suku bunga.
“Selama kenaikan suku bunga ini, kita berupaya KPR tidak kita naikkan, kita bertahan tidak menaikkan, hingga compliance dari masyarakat akibat dari inflasi kenaikan bunga, jauh lebih sedikit hampir enggak ada. Jadi, kita masih kuat untuk tidak menaikan suku bunga kredit,” ujarnya beberapa waktu lalu (29/11/2023).
Adapun, dirinya menyebut saat ini perseroan terus menggenjot fee based income sebagai mesin pertumbuhan demi mengimbangi penurunan rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) di tengah tren suku bunga yang menanjak,
Salah satunya, ekosistem transaksi digital Bank BTN yang menawarkan layanan lengkap mulai dari transaksi untuk wholesale hingga ritel melalui BTN Mobile. Dengan berbagai kinerja tersebut, Bank BTN mencatatkan total fee-based income per kuartal III/2023 naik sebesar 67,32% yoy menjadi Rp2,36 triliun.
Ke depan, BTN sendiri berharap bakal terjadi penurunan suku bunga, di mana raupan dana pihak ketiga (DPK) yang paling terpengaruh hingga capaian laba akan meningkat.
“BTN ini fokus pada consumer banking, kalau suku bunga turun happy banget, karena kita terasa seperti mendapat nafas tambahan. Kalau [suku bunga turun] udah pasti cost of fund turun duluan,” ujarnya.
Sumber Bisnis, edit koranbumn