Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu Presiden Filipina Ferdinand Marcos jr atau Bongbong Marcos di Istana Malacanang Manila, Filipina, Rabu (10/1/2024). Erick mengatakan Filipina merupakan mitra penting Indonesia yang sudah bekerja sama di berbagai bidang.
Dalam kunjungan kali ini, ucap Erick, Indonesia dan Filipina menandatangani nota kesepahaman kerja sama di bidang energi. “Kami ingin hadir di sini, tidak hanya BUMN dan pihak swasta. Namun kami terbuka membuat konsorsium dengan biaya men Filipina untuk menjalin kemitraan ini,” ujar Erick melalui akun Instagram, @erickthohir pada Rabu (10/1/2024).
Erick menyampaikan BUMN juga terbuka apabila sektor swasta Filipina ingin berinvestasi di Indonesia. Erick berharap kemitraan ini dapat terus terjalin dan meningkat di masa yang akan datang.
Hal ini selaras dengan keinginan Pemerintah Indonesia dalam menciptakan rantai pasok untuk ekonomi di masa depan. Erick menyebut Indonesia dan Filipina punya potensi besar dalam menjadi kunci pada industri berbahan baku nikel.
“Setelah kita kelola ke depan kita bisa mengukur harga nikel seperti Opec di Timur Tengah dengan minyak, karena kolaborasi kita bisa mencapai 65 persen nikel. Saya kira ini baik untuk masyarakat dan negara dari segi PDB,” ucap Erick.
Dalam kesempatan tersebut, Erick bersama Kadin Indonesia juga bertemu Menteri Perdagangan Filipina Alfredo E Pascual. Erick mengatakan Indonesia membuka peluang bekerja sama dengan Filipina dalam mengelola energi, khususnya nikel yang bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi di masing-masing negara.
“Kami ingin kekayaan alam negara kita bisa benar-benar dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Erick.
Sumber Republika, edit koranbumn