PT Pertamina (Persero) melalui program Pendanaan Usaha Mikro Kecil (PUMK) telah menyalurkan kredit bergulir hingga Rp 141,9 miliar kepada 5.116 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan sepanjang 2023.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/2/2024) mengatakan, dana PUMK, yang disalurkan kepada UMKM di seluruh Indonesia itu, berasal dari berbagai sektor mulai perdagangan, kerajinan tangan, pertanian, industri rumahan, hingga jasa.
Penyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp 27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar, dan Jawa Timur Rp16,4 miliar. Kemudian, Sulawesi Selatan Rp13,8 miliar, Bali Rp12,1 miliar, DKI Jakarta Rp7,8 miliar, dan Kalimantan Barat Rp6,9 miliar.
Fadjar mengatakan pelaku UMKM merupakan tulang punggung ekonomi masyarakat yang menggerakkan ekonomi nasional. Pelaku UMKM juga terbukti tahan banting dalam menghadapi berbagai situasi di Indonesia, seperti krisis moneter hingga wabah COVID-19.
“Penyaluran ini merupakan komitmen Pertamina mendorong pelaku UMKM terus maju dan berkembang sehingga bisa berkontribusi dalam membuka lapangan kerja dan pemulihan ekonomi nasional. Bahkan, sebagian UMKM binaan Pertamina juga mampu berekspansi ke pasar mancanegara, sehingga ikut mengharumkan nama bangsa,” ujar Fadjar.
Dalam penyaluran dana PUMK, Pertamina bekerja sama dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, sebagai bank BUMN yang telah berpengalaman melakukan penyaluran program kredit usaha rakyat sebagaimana rekomendasi Kementerian BUMN.
“Dana PUMK ini sifatnya kredit lunak, mudah diakses oleh pelaku UMKM, dan sifatnya harus berputar atau revolving, sehingga manfaatnya akan semakin banyak dirasakan bagi UMKM. Harapannya dengan suntikan modal, usaha UMKM bisa semakin berkembang,” imbuh Fadjar.
Samson, salah satu penerima manfaat dana UMKM mengungkapkan, bergabung menjadi mitra binaan Pertamina sangat membantu dalam mengembangkan usaha kuliner soto betawi yang dimilikinya. Samson, yang sudah berdagang lebih dari 1,5 tahun di Stasiun KA Cikini, Jakarta itu, berharap kelak dapat mempunyai toko sendiri di lokasi yang lebih strategis supaya pelanggan lebih banyak.
“Setelah menjadi mitra Pertamina, usaha saya bisa berkembang. Saya bisa mendapatkan pelatihan dan juga bertukar pengalaman dari sesama UMKM yang sudah lebih sukses. Tentu, sangat bermanfaat untuk memotivasi saya supaya bisa lebih maju lagi,” kata dia.
Fadjar menambahkan, selain pendanaan, Pertamina juga telah menjalankan berbagai program pembinaan yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi mulai dari pembinaan level regional, nasional, hingga internasional.
Kegiatan pembinaan UMK yang dijalankan meliputi pameran, pelatihan dan workshop. Selain itu, pelatihan e-learning, short course, pendampingan dan coaching, marketplace online, sertifikasi, business matching, dan bentuk pembinaan lainnya.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target net zero emission pada 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian sustainable development goals (SDGs).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan environmental, social & governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
sumber : ANTARA, Republika Edit koranbumn