Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlokasi di Jawa Tengah, semakin memantapkan posisinya sebagai pusat pertumbuhan industri di Indonesia dan menjadi destinasi investasi prospektif bagi para investor global yang melakukan relokasi maupun ekspansi ke Indonesia. Selain ditunjang dengan infrastruktur dan utilitas modern berorientasi ramah lingkungan, KITB juga ditopang dengan konektivitas terlengkap yang memudahkan arus rantai pasok logistik untuk diekspor ke seluruh dunia.
KITB mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah melalui Perpres 106/2022 tentang Percepatan Investasi Melalui Pengembangan Kawasan Industri Terpadu Batang di Provinsi Jawa Tengah. Dalam rangka implementasi Perpres tersebut, Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah melakukan pembangunan infrastruktur pendukung kawasan dan menyerahkan aset tersebut kepada PT Danareksa (Persero) dalam bentuk Penambahan Modal Negara non-tunai berupa Barang Milik Negara (BMN) senilai Rp3,3 triliun.
Adapun BMN yang diserahkan sebagai Penyertaan Modal Pemerintah Pusat terdiri dari jalan kawasan, rusun pekerja, tempat penyediaan air baku dan drainase utama, instalasi pengelolaan air bersih dan jaringan perpipaan sistem penyediaan air minum, instalasi pengelolaan air limbah terintegrasi dan jaringan perpipaan air limbah, serta tempat pembuangan sampah terpadu.
Direktur Utama PT Danareksa (Persero) Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, “Amanat yang diberikan Pemerintah merupakan bentuk kepercayaan terhadap peran Holding BUMN Danareksa sebagai satu-satunya holding transformasi dan investasi di Indonesia yang menaungi klaster Kawasan Industri di Indonesia. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas dan mengoptimalisasi berbagai potensi yang ada di KITB agar dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi melalu Penanaman Modal Asing (PMA) dan pendapatan negara, serta memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat sekitarnya melalui penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan UMKM.”
Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang Ngurah Wirawan menambahkan, “KITB berkomitmen untuk terus memberikan fasilitas terbaik bagi para tenant dan turut mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. KITB menyediakan utilitas dasar yang lengkap dengan berorientasi pada keberlanjutan, antara lain industri berbasis teknologi (SEG Solar), penggunaan energi terbarukan, pengelolaan Water Treatment Plant (WTP), Waste-Water Treatment Plan (WWTP), dan Sewage Treatment Plant (SWTP) dan infrastruktur terpadu yang ramah lingkungan, fasilitas hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood, serta bisnis model yang berkelanjutan dan berdaya saing dengan pemberdayaan tenaga kerja lokal.”
Sebagai kawasan industri berstandar internasional, KITB dilengkapi dengan infrastruktur dan utilitas dasar yang dirancang untuk mendukung operasional industri secara efisien dan berkelanjutan dengan mengusung konsep green, sustainable, dan circular economy. Beberapa keunggulan infrastruktur KITB, yaitu:
Jalan Kawasan
Jalan kawasan pada area KITB dibangun ± sepanjang 50 kilometer, terhubung dengan akses langsung Tol Trans Jawa melalui Tol Gate KITB dan Jalan Nasional Trans Pantai Utara–Jawa, sehingga memudahkan tenant untuk dapat langsung mengakses KITB serta meningkatkan efektivitas, mobilitas dan efisiensi akses logistik, baik konstruksi maupun produksi dari dan menuju KITB. Ke depannya, KITB akan melakukan interkoneksi akses jalan kawasan dengan akses pelabuhan bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero), sehingga meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Rusun Pekerja
Fasilitas hunian bersertifikasi Greenship Neighborhood ini telah selesai dibangun oleh Pemerintah sebanyak 10 tower yang dapat menampung ± 2.000 pekerja. Rusun ini dilengkapi dengan fasilitas dasar yang memadai dan akan terintegrasi dengan transportasi area dalam kawasan.
Reservoir Air Baku & Drainase Utama
KITB direncanakan akan memiliki dua reservoir air baku yang berada di sisi timur dan barat guna memenuhi ketersediaan air baku para tenant KITB. Saat ini, sudah terbangun Reservoir air baku di sisi barat yang memiliki kapasitas 1 juta meter kubik dan menghasilkan air bersih sekitar 8,9 juta meter kubik per tahun. Reservoir air baku di sisi timur memiliki kapasitas 5 ribu meter kubik dan menghasilkan air bersih 6,7 juta meter kubik per tahun. Kedua reservoir tersebut terkoneksi dengan air Sungai Urang.
Instalasi Pengolahan Air Bersih dan Jaringan Perpipaan
KITB direncanakan memiliki dua instalasi pengolahan air bersih KITB dengan kapasitas 285 liter per detik dan 215 liter per detik untuk menyediakan air bersih yang terhubung langsung dengan seluruh tenant KITB.
Instalasi Pengolahan Air Limbah Terintegrasi dan Jaringan Perpipaan
KITB memiliki fasilitas eco-green wastewater treatment plant dengan kapasitas 18.000 meter kubik per hari yang ditargetkan mampu mengolah air limbah 1,8 juta meter kubik per tahun. Instalasi pengolahan air limbah ini digunakan untuk memberikan nilai tambah dalam pengelolaan air di Kawasan.
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST)
Dalam rangka penerapan sistem pengelolaan sampah terintegrasi dan ramah lingkungan, KITB memiliki tempat pengolahan sampah yang memproses sampah dari berbagai lokasi di KITB. Sistem ini memungkinkan untuk memproses sampah menjadi 10% sampah padat yang aman dikembalikan ke lingkungan. Saat ini, KITB memiliki kapasitas sebanyak 5 ton/hari dan akan terus ditambahkan menyesuaikan dengan kebutuhan.
Energi
Bekerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk, KITB sudah memiliki infrastruktur distribusi gas bumi sepanjang 5 kilometer berdiameter 8 inci dari Pipa Transmisi Cisem Tahap I dengan kapasitas mencapai 15 juta standar kaki kubik per hari.
18 Perusahaan sudah Berinvestasi di KITB
Saat ini, KITB telah ditempati 18 perusahaan global maupun nasional, di antaranya: PT KCC Glass, PT Wavin Manufacturing, PT Yih Quan Footwear, PT SEG Manufacture, PT Unipack Plasindo, dan PT Wanxinda Group.
Pada acara peresmian pekan lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo meninjau langsung beberapa tenant yang telah beroperasi di KITB. Salah satunya adalah PT KCC Glass Indonesia asal Korea Selatan yang memproduksi berbagai jenis kaca berkualitas tinggi dengan kapasitas produksi 420.000 ton/tahun. Selain itu, PT Wavin Manufacturing Indonesia, produsen pipa PVC asal Belanda, juga menjadi salah satu tenant yang dikunjungi oleh Presiden.
Di sela peresmian KITB, Presiden RI Joko Widodo juga meresmikan pelaksanaan ekspor perdana 16 ribu pasang sepatu Hoka yang diproduksi PT Yih Quan Footwear Indonesia ke Amerika Serikat. Yih Quan Footwear Indonesia merupakan perusahaan dari Taiwan yang memproduksi sepatu merek terkenal seperti Hoka dan Converse.
“Sampai saat ini, kami sudah mendapatkan 18 investor di mana tiga di antaranya sudah berproduksi, lima dalam masa kontruksi, dan dua dalam masa commissioning. Ke depan, KITB akan melanjutkan proses pembangunan kawasan agar mampu menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru bagi Jawa Tengah dan Indonesia.” ungkap Ngurah.
Saat ini, nilai investasi yang masuk ke KITB sudah mencapai Rp14,8 triliun dari berbagai investor dari Korea Selatan, China, Taiwan, Belanda, Singapura, dan Amerika Serikat serta telah menyerap 19 ribu tenaga kerja. Presiden RI menargetkan KITB dapat menyerap 250 ribu tenaga kerja di masa mendatang.
“KITB adalah manifestasi upaya pemerintah untuk mengambil peluang relokasi dan ekspansi perusahaan global agar berinvestasi di Indonesia. Oleh karena itu, kami memastikan bahwa investasi dan pengembangan KITB dilakukan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik agar dapat memberikan manfaat yang optimal, tepat guna, serta memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat,” tutup Yadi.