Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2025, laba bersih anak usaha BMRI yang mencapai Rp5,56 triliun itu menyusut 2,76% secara tahunan (year on year/YoY) dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp5,71 triliun.
Secara rinci, BSI menyumbang laba bersih setelah pajak senilai Rp3,62 triliun atau 65,11% dari total kontribusi laba bersih anak usaha BMRI pada paruh pertama 2025. Total aset bank syariah pertama di Indonesia itu tumbuh 10,9% YoY mencapai Rp400,02 triliun, dengan total pembiayaan pada paruh pertama 2025 sebesar Rp293,23 triliun.
Posisi kedua ditempati oleh PT Bank Mandiri Taspen, menyumbang sebesar Rp800,00 miliar atau 14,39% dari total kontribusi laba bersih anak usaha BMRI pada paruh pertama 2025. Merujuk laporan keuangan BMRI, total aset Mandiri Taspen mencapai Rp66,42 triliun tumbuh 6,70% YoY dibanding semester I/2024 yang mencapai Rp62,24 triliun.
AXA Mandiri Financial Services menempati posisi ketiga terbesar. Tercatat, perusahaan patungan antara BMRI dan AXA Group itu menyumbang laba bersih setelah pajak sebesar Rp588,00 miliar, atau 10,57% dari total kontribusi laba bersih anak usaha BMRI pada semester I/2025.
Anak usaha yang menyediakan produk dan layanan asuransi jiwa dan kesehatan itu mencatatkan total aset senilai Rp43,78 triliun tumbuh 5,23% YoY dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp41,60 triliun.
Posisi selanjutnya ditempati oleh Mandiri Tunas Finance (MTF) dan Mandiri Utama Finance (MUF). Kedua perusahaan pembiayaan itu menyumbang sebesar Rp363,00 miliar atau 6,53% dari total kontribusi laba bersih anak usaha BMRI pada paruh pertama 2025.
Merujuk laporan keuangan BMRI, total aset MTF tercatat mencapai Rp30,91 triliun pada semester I/2025, menyusut 9,19% YoY dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp34,04 triliun. Sementara, MUF mencatatkan total aset sebesar Rp16,00 triliun, tumbuh signifikan 20,0% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,33 triliun.
Laporan Kinerja BMRI Semester I/2025
Adapun bank pelat merah itu mencatatkan laba bersih sebesar Rp24,5 triliun pada semester I/2025. Realisasi itu menyusut 7,7% YoY dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp26,5 triliun.
Pendapatan bunga dan syariah perseroan tercatat Rp81,58 triliun, naik 12,95% YoY dari Rp72,22 triliun pada semester I/2024. Sementara itu, beban bunga dan syariah ikut meningkat menjadi Rp29,19 triliun atau tumbuh 26,17% YoY dibandingkan Rp23,14 triliun pada periode sama tahun sebelumnya.
Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) tercatat Rp6,28 triliun. Angka itu turun 9,14% YoY dari Rp6,91 triliun tahun lalu. Di sisi lain, beban tenaga kerja naik menjadi Rp12,96 triliun atau meningkat 5,96% YoY dibandingkan Rp12,23 triliun.
Hingga akhir Juni 2025, BMRI tercatat menyalurkan kredit sebesar Rp1.655,99 triliun. Angka itu tumbuh 11,33% YoY dibandingkan Rp1.487,44 triliun pada Juni 2024. Sementara itu, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) terhadap kredit yang diberikan dan pembiayaan syariah menyusut 0,89% menjadi Rp51,30 triliun dari Rp51,75 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari sisi simpanan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat tumbuh 10,75% YoY menjadi Rp1.828,48 triliun dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.651,02 triliun. Porsi dana murah atau CASA juga meningkat 11,31% menjadi Rp1.156,31 triliun, dibandingkan Rp1.038,95 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sementara, total aset Bank Mandiri per akhir Juni 2025 mencapai Rp2.514,68 triliun. Capaian itu meningkat 11,38% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.257,80 triliun.
Sumber Bisnis, edit koranbumn
















