PT Pelabuhaan Indonesia II ( Persero) atau IPC yang merupakan BUMN terbesar yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan menyadari bahwa pelabuhan – pelabuhan yang ada dibawah wilayah IPC terutamanya Pelabuhan Tanjung Priok, tidak hanya merupakan pintu gerbang utama keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar pulau di Indonesia namun juga menjadi barometer tingkat pertumbuhan perekonomian bangsa.
Untuk IPC berkewajiban menyampaikan informasi informasi terbaru tentang perkembangan serta rencana pengembangan pelabuhan guna mendukung program pemerintah membangun sistim logistik kelautan yang dapat melayani tanpa henti dari Sabang sampai Merauke sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian nasional secara efisien dan merata.
Pada tahun 2017 yang merupakan tahun “Enhancement” IPC secara komprehensif telah meneruskan transformasi dalam rangka mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan dengan menjalankan corporate roadmap yang berfokus untuk menegakkan pencapaian perusahaan melalui empat bidang penting yang menjadi fokus IPC yaitu “Operational & Service Improvement”, “Expansion of Subsidiaries”, “Infrastructure Development” dan “ Optimize IT Utilization”.
Untuk itu IPC telah melakukan inovasi – inovasi yang bertujuan perbaikan pelayanan dan operasional diantaranya adalah menekan angka dwelling time melalui pembuatan Integrated Container Freight Station (CFS Center) , modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan serta optimalisasi penggunaan teknologi informasi yang dilaksanakan dalam bentuk implementasi VTS (Vessel Traffic System ), MOS (Marine Operating System), Inapornet, NPK dan PK TOS, Auto Tally dan Auto Gate serta E-Service.
Optimalisasi penggunaan untuk teknologi informasi dalam pelayanan jasa kepelabuhan selain bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi, juga untuk mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) terhadap transparansi biaya pelayanan jasa.
Di sisi keuangan, kinerja perusahaan 2017 berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 10,52 triliun (unaudited) naik 12,8 persen dari tahun 2016 serta laba usaha Rp 3,07 triliun (unaudited) atau naik 12,74 persen. EBITDA naik sebesar 22,3% atau sebesar Rp 3,85 triliun (unaudited) dan BOPO turun 1,75 persen menjadi sebesar 70,57 persen. Untuk pertumbuhan dividen korporasi , IPC yang merupakan penyumbang dividen terbesar untuk BUMN bidang jasa kepelabuhan memprediksikan kenaikan dividen sebesar 21,9 persen dari tahun 2016, yakni dari sebesar Rp 371,93 miliar (audited) naik menjadi Rp 453,44 miliar (unaudited). Sementara pada sisi operasional, realisasi trafik arus petikemas tercapai 6,92 juta TEUs naik 11,2 persen, non petikemas naik 2,79 persen menjadi 57,06 juta ton, kunjungan kapal naik 3,87 persen menjadi 34.662 unit serta arus penumpang turun 13,99 persen menjadi sebanyak 608,12 ribu orang.
Dalam kaitannya mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan, sejumlah pencapaian korporasi juga telah dicatatkan diantaranya pencapaian skor GCG tahun 2016 yang naik 10 poin dari tahun sebelumnya menjadi 93.32 dengan kategori “ sangat baik”. Pencapaian skor KPI 2017 adalah 101,1 persen dengan hasil assessment KPKU memperoleh nilai 553,5 ( klasifikasi good performance dengan rentang 476-575) dimana skor tersebut juga melebih target KPKU 2017 yaitu 540.
Pada Triwulan III tahun 2017, IPC telah mencatatkan sejarah baru di Pelabuhan Tanjung Priok , dimana pertama kalinya IPC melayani kapal container dengan kapasitas 10.000 TEUs yang merupakan kapal terbesar yang pernah bersandar di Indonesia. Kapal besar dengan layanan Java – America Express (JAX) Service ini melayari rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast ( LA & Oakland ) Amerika Serikat (direct call) dan saat ini telah menambah pelyanan direct call ke Eropa dengan layanan South East Asian – North Europe (SEANE) serta layanan langsung ke China, Vietnam dan Korea.
Selama satu semester akhir hingga 2017 JAX Service berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok mencatatkan 38 call dengan total 3.681.060 GT dan melayani bongkar/muat sebanayak 124.302 TEUs petikemas. Sedangkan selama satu triwulan untuk SEANE Service berhasil melabuhkan 19 Call dengan total 986.057 GT dan melayani bongkar/muat sebanyak 30.672 TEUs Petikemas.
Pada bulan Desember 2017, IPC mencatatkan sejarah dengan lahirnya anak perusahaan ke-17 yaitu PT Pelabuhan Indonesai Investama (PII) sebagai satu-satunya anak perusahaaan BUMN yang bergerak di bidang investasi yang memfokuskan diri pada industry kepelabuhan. Selain itu anak perusahaan IPC yang bergerak dalam layanan kapal yakni PT Jasa Armada Indonesia, Tbk (JAI) telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa efek Indonesia (BEI) dan tercatat dengan kode saham “IPCM” . harga IPO saham JAI ditetapkan sebesar Rp 390 per saham dan telah naik sebesar 5 persen di hari pertama pencatatan serta mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) saat proses penawaran awal (bookbuilding) sebanyak dua kali.
Sumber Siaran Pers IPC
Editor : Erik (koranbumn01)