PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) menunda rencana mendatangkan pesawat nirawak khusus kargo (drone cargo) pada tahun ini seiring dengan pertimbangan wabah virus corona dan masalah teknis.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan masih fokus terhadap antisipasi penerbangan terdampak virus corona. Dengan demikian, untuk persoalan teknis pengurusan rencana strategis kargo drone masih belum diproses.
“Posisi [saat ini] untuk rencana itu, kami hold. Banyak pertimbangannya termasuk corona dan persoalan teknis yang mengganjal,” jelasnya, Minggu (15/3/2020).
Sebelumnya, maskapai pelat merah tersebut berencana mentransformasi sistem pengiriman barang yang selama ini lebih banyak menggunakan pesawat penumpang, dengan penggunaan drone alias pesawat tanpa awak (nirawak). Uji coba penggunaan drone oleh emiten berkode saham GIAA ini rencananya dilakukan pada awal 2020.
Guna memuluskan rencana ini, Garuda sudah memesan 100 unit pesawat yang juga disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan 50 pesawat vertical take-off and landing (VTOL) dari produsen asal China, Beihang. Satu unitnya diperkirakan seharga US$5 juta.
Pesawat ini juga sedang dikembangkan oleh China. Pengemudi awaknya sedang disertifikasi oleh Civil Aviation Administration of China (CAAC)
Sumber Bisnis, edit koranbumn