PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mendorong pendapatan nonbunga atau fee based income untuk mengimbangi potensi terkikisnya margin bunga bersih (net interest margin/NIM) di tengah pandemi corona
NIM Bank Mandiri sampai dengan Maret 2020 berada pada kisaran 5,2 persen hingga 5,3 persen. Besaran NIM tersebut turun tipis dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan analyst meeting kuartal IV/2019, Bank Mandiri mencatatkan besaran NIM selama fiscal year 2019 sebesar 5,56 persen. Nilai NIM tersebut menurun tipis 10 basis poin (bps) dari realisasi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 5,66 persen.
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan perseroan berupaya untuk tetap menjaga keberlangsungan kinerja walaupun di tengah kondisi yang cukup sulit akibat dampak dari Covid-19.
Pada saat ini perseroan juga sedang fokus melakukan restrukturisasi debitur, terutama debitur UMKM yang mengalami kesulitan likuiditas dan mengalami penurunan pendapatan terkena dampak Covid-19.
Menurutnya, dengan kondisi yang sedang dihadapi saat ini tentunya ke depan pertumbuhan kredit juga akan mengalami perlambatan. Hal ini akan mempengaruhi pendapatan bunga dan akan mempengaruhi NIM Bank Mandiri.
Dengan kondisi saat ini penerimaan pendapatan bunga bank akan terjadi penurunan. Namun, Bank Mandiri berupaya mendorong pendapatan fee based income sebagai kompensasi penurunan pendapatan bunga.
“Demand kredit tentunya secara perlahan akan mulai meningkat sejalan dengan mulai membaiknya kondisi perekonomian,” katanya.
Sementara itu, pada 2019 besaran pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) Bank Mandiri tercatat senilai Rp59,44 triliun. Perolehan tersebut meningkat 8,8 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya yang senilai Rp54,62 triliun.
Pada 2020, Bank Mandiri menargetkan besaran NIM mampu tercapai pada kisaran 5,4 persen hingga 5,6 persen.
Sumber Bisnis, edit koranbumn