Pembiayaan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM masih deras mengalir saat pandemi Covid-19. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi menyatakan hingga April 2020 pembiayaan PNM mencapai Rp 6,49 triliun. Nilai itu tumbuh 14,09% year on year (yoy) dari pencapaian April 2019 senilai Rp 5,68 triliun.
Rinciannya, pembiayaan Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) tumbuh 34,66% yoy dari Rp 4,39 triliun menjadi Rp 5, 91 triliun hingga empat bulan pertama 2020. Adapun pembiayaan Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) turun 55,81% yoy dari Rp 1,29 triliun menjadi Rp 571 miliar. Lantaran PNM fokus pada pembiayaan Mekaar.
“Komitmen PNM untuk tetap menyalurkan pembiayaan baru walau dalam kondisi Pandemi Covid-19. Hal ini diwujudkan dengan tetap menyalurkan pembiayaan baru senilai Rp 1,89 triliun kepada nasabah PNM Mekaar di bulan Maret dan April,” ujar Arief kepada Kontan.co.id pada akhir pekan.
Adapun outsanding pembiayaan PNM tumbuh 29,73% yoy dari Rp 13,23 triliun menjadi Rp 17,17 triliun pada April 2020. Adapun outstanding pembiayaan ULaMM tumbuh 2,31% yoy dari Rp 6,34 triliun menjadi Rp 6,48 triliun. Adapun outstanding pembiayaan Mekaar tumbuh 55,14% yoy dari Rp 6,89 triliun menjadi Rp 10,69 triliun hingga April 2020.
“Adapun rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing masih terjaga dengan baik. Bila pada April 2019 di level 1,81%, PNM berhasil menekan NPF menjadi 1,63% di April 2020,” tambah Arief.
Pembiayaan itu diberikan kepada 6,37 juta debitur atau tumbuh 38,46% yoy dibandingkan April 2019 sebanyak 4,6 juta orang. Rinciannya, debitur ULaMM tumbuh 1,86% menjadi 72.204 orang hingga empat bulan pertama 2020. Sedangkan debitur Mekkar tumbuh 39,03% yoy menjadi 6,29 juta orang.
Semakin banyaknya debitur yang terjangkau lantaran, PMN aktif membuka kantor baru. Hingga April 2020 jumlah kantor PNM sebanyak 2.929 unit atau tumbuh 23,27% yoy dari April 2019 sebanyak 2.376 unit. Hingga April 2020 jumlah kantor Mekaar sebanyak 2.303 unit dan kantor ULaMM 626 unit.
Sumber Kontan, edit koranbumn