PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memanfaatkan kombinasi layanan laku pandai dengan digital untuk menjangkau nasabah mikro yang belum melek teknologi di tengah pandemi Covid-19.
Direktur Digital dan Teknologi Informasi (TI) Indra Utoyo mengatakan layanan digital menjadi keharusan bagi perbankan. Namun, sebagai bank yang memiliki nasabah UMKM terbesar di Indonesia yakni dengan portofolio 80 persen, penggunaan layanan digital menjadi tantangan terutama di wilayah pedesaan yang belum melek digital.
Menurutnya, BRI berupaya untuk dapat menyentuh masyarakat dengan menggunakan skema online to offline lewat layanan agen Laku Pandai atau BRILink. Saat ini ada sebanyak 430.000 agen BRILink yang tersebar di 55.000 desa yang menjadi simpul untk melayani masyarakat mikro.
Agen BRILink tersebut menggunakan layanan dgital untuk memudahkan transaksi nasabah mikro.
“Tahun lalu, transaksi agen laku pandai sudah hampir Rp700 triliun, sekitar Rp670 triliun, lebih besar dari semua digital player yang ada di Indonesia,” katanya, Jumat (15/5/2020).
Apalagi, dari 62,106 juta unit segmen usaha mikro di Indonesia, sebanyak 40 persen di antaranya merupakan nasabah mikro BRI. Sementara itu, portofolio UMKM BRI yang berkategori besar ada sebanyak 20 persen dari total struktur UMKM besar di Indonesia.
Menurutnya, Bank BRI berupaya mendorong segmen mikro tersebut naik kelas menjadi segmen kecil hingga menjadi besar. Langkah yang dilakukan adalah dengan memperbesar customer base, sehingga layanan bisa hadir sebanyak-banyaknya dengan biaya semurah-murahnya.
Hal tersebut pun dapat dicapai dengan layanan digital, karena mampu memberikan cost yang lebih efisien.
BRI pun akan mendorong inovasi digital ke low touch economy dengan membekali mantri atau pekerja yang melayani kredit dengan mobile device. Setidaknya, saat ini sudah ada 340.000 mantri dengan mobile device di seluruh Indonesia sehingga membuat pelayanan pinjaman semakin cepat.
Semula, pengurusan kredit dilakukan dua hari, akan dipersingkat menjadi dalam dua jam saja melalui BRISpot. “Ini berlaku untuk mikro, consumer, maupun kecil menggunakan media mobile,” katanya.
sumber Bisnis, edit koranbumn