PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) melakukan ekspor perdana sebanyak satu kontainer serabut kelapa (coco fiber) dari Kendari New Port (KNP) di Sulawesi Tenggara ke Weifang, China.
Direktur Utama PT Pelindo IV, Prasetyadi mengatakan ini adalah kegiatan ekspor perdana yang dilakukan pihaknya di era new normal.
“Ini adalah kegiatan ekspor perdana kami di era new normal, meskipun secara keseluruhan kegiatan operasional di Pelindo IV tetap berlangsung meski ditengah pandemi Covid-19,” katanya
Ia menuturkan sejak resmi beroperasi pada akhir Maret 2019, Kendari New Port sudah siap melayani kegiatan ekspor. Dia berharap dukungan dari pemerintah daerah untuk selalu memacu dan merangsang para pengusaha lokal agar secara kontinyu melakukan ekspor komoditas dari wilayah paling tenggara di Pulau Sulawesi ini.
Adapun komoditas yang diekspor, yakni sebanyak 24 ton serabut kelapa dengan nilai sekitar Rp 54 juta per kontainer. Di Negeri Tirai Bambu, serabut kelapa ini nantinya akan dijadikan bahan baku pembuatan jok mobil, spring bed, dan lain sebagainya.
Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi mengapresiasi dan mendukung ekspor perdana serabut kelapa tersebut, yang diharapkan bisa berkelanjutan.
“Sultra memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan dan bisa menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi harus dikelola dengan baik dan maksimal,” ujarnya.
Dia berharap, produksi serabut kelapa nantinya bisa mencapai 3 juta ton per bulan. Hal itu untuk mendukung dan memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor. Ali juga mengatakan akan mendorong pimpinan daerah di 17 kabupaten dan kota di Sultra untuk menggali potensi daerahnya masing-masing.
Pihaknya juga berencana menggelar pertemuan dengan para kepala daerah untuk mengumpulkan pengusaha di Sultra yang memiliki potensi untuk melakukan ekspor.
“Nantinya, produk-produk milik pengusaha lokal yang memiliki potensi ekspor itu akan didorong untuk melakukan proses ekspor melalui Kendari New Port.”
Semua administrasi lanjut dia, bisa melalui Kendari. “Dukungan kami, kalau ada kebutuhan infrastruktur akan kita berikan semua. Seperti di area pelabuhan, ada pembuatan jembatan, itu akan saya support sehingga seluruh akses menuju pelabuhan bisa menjadi mudah,” tukasnya.
Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari, Prayatno Ginting mengungkapkan, selain Cocoa Butter, wilayah Sultra juga memiliki beberapa komoditas yang dapat dijadikan komoditas unggulan, misalnya kopra, kakao, beras, jambu mete, cengkeh, jagung, lada, kemiri dan sarang burung walet.
Namun dia menyebut, saat ini komoditas dari Sultra masih lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik terlebih dahulu, baru kemudian diekspor ke wilayah lain, seperti jambu mete.
Sumber Kontan, edit koranbumn